Gubernur Papua Lukas Enembe menyatakan daerah siap menjadi penyelenggara PON XX nanti. “Kami siap, kita bisa berjumpa di Papua 2020,” kata Gubernur Papua Lukas Enembe, Rabu, 28 September 2016.
Lukas mengatakan, sudah mempersiapkan diri. Penyelenggaraan PON XX kemungkinan paling banyak digelar di Jayapura dan Timika. “Selain infrastrukturnya paling mantap, juga transportasinya bagus,” kata dia. Dua kota itu misalnya, sejumlah kota yang bisa didarati pesawat berbadan besar.
Lukas mengaku, biaya yang dibutuhkan untuk mempersiapkan diri menadi tuan rumah relatif besar karena harga barang di daerahnya lebih mahal dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Sedikitnya ada 30 cabang olaraga yang kemungkinan dipilih dalam perhelatan PON XX nanti. “Biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 10 triliun sampai Rp 15 triliun untuk fasilitas dan penyelenggaraan, totalnya,” kata dia.
Menurut Lukas, semua itu akan dibiayai oleh anggaran Papua, swasta, dan swadaya masyarakat. “Kita yakin bisa dapatkan itu,” kata dia. Lukas mengaku, dalam perhelatan PON XX nanti, daerahnya tidak muluk-muluk. “Kita bisa mendapatkan lima besar atau 10 besar sudah bagus,” kata dia.
Dalam konfernsi pers itu sempat diserahkan maskot PON XIX sepasang surili pada Gubernur Papua Lukas Enembe. Ketua Umum KONI Tono Suratman mengatakan, penyelengaran PON XX di Papua akan diselenggarakan di lima daerahnya yakni Jayapura, Timika, Wameda, Biak, dan Merauke,” kata dia.
Tono mengatakan, KONI sudah membuat posko di Papua untuk persiapan penyelenggaran PON XX. Soal cabang olahraga yang dipertandingkan, kemungkinan tidak akan sebanyak PON Jawa Barat ini, yang mempertandingkan 44 cabang olaharaga. “Kami sudah evaluasi dan atas arahan Menpora dan beberapa pihak, KONI akan memprioritaskan cabang olaharaga Olimpic, Asian Games, dan Sea Games,” kata dia.
Ketua Umum KONI Tono Suratman mengaku puas dengan penyelenggaraan PON XIX di Jawa Barat. “Kami sangat puas, terutama bagi KONI Pusat mengingat ada pemecahan prestasi dan rekor-rekor nasional yang bermunculan dari berbagai cabang diantaranya renang, dan atletik,” kata dia di kesempatan itu, Rabur, 28 Septembedr 2016.
Tono mengatakan, hasil perhelatan PON XIX ini menjadi bekal KONI dan Pengurus Besar cabang olahraga untuk mempersiapkan atlet untuk berbagai even internasional yang sudah ada di depan mata, diantaranya Sea Games dan Asian Games. “Hasil ini bisa menjadi bahan untuk menyiapkan lapisan-lapisan atlet untuk Sea Games 2017,” kata dia.
Dia juga mengaku puas dengan turunya jumlah pengaduan atas keberatan pertandingan yang berlnajut hinga Dewan Hakim. “Kalau di Riau sampai 41 kasus, kalua di Jawa Barat hanya 9 kasus,” kata Tono.
Kendati demikian, Tono memastikan, akan menjatuhkan sanksi dan hukuman pad sejumlah kasus yang mencuat saat perhelatan PON XIX. “Tidak mungkin orang berbuat salah tidak kita berikan sanksi,” kata dia.
Tono mengatakan, sanksi itu akan diputuskan dalam Rapat Kerja Nasional yang akan digelar selepas perhelatan PON XIX. Sanksi bisa dijatuhkan pada atlet, technical delegate penyelengara PON, hingga Pengurus Besar cabang olahraga. “Yang paling berat itu pemukulan terhadap wasit saat pertandingan gulat, juga pemukulan atlet hoky,” kata dia.
Kontingen Jawa Barat dipastikan akan menjadi juara umum penyelengaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX. “Kita persiapkan diri empat tahun, setelah PON Riau berakhir kami terus bersiap menghadapi PON Jawa Barat 2016 itu rahasianya,” kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam konfrensi pers bersama dengan Gubernur Papua Lukas Enembe di Bandung, Rabu, 28 September 2016.