Noken Budaya Transparan
JAYAPURA – Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH mengatakan, budaya transparan telah menjadi budaya orang Papua sejak lama.
“Bapak dan ibu bisa melihat noken yang kami berikan. Noken tersebut merupakan tas tradisional kami. Ketika orang menggunakan Noken maka apa yang dibawa didalam nokennya dapat dilihat oleh orang lain,”tegas Gubernur Enembe pada peluncuran E- Government Papua dan Forum Pembangunan Papua di Sasana Krida Kantor Gubernur, Rabu (8/03).
Menurut Gubernur, budaya transparan sudah dikenal orang Papua sejak lama dan Noken sebagai lambang transparansi orang Papua.
“Orang Papua hanya kenal budaya transparan. Papua tidak mengenal korupsi, tapi kenapa budaya korupsi bisa masuk ke Papua,”ungkap Gubernur disambut tepuk tangan tamu undangan yang hadir pada kegiatan tersebut.
Oleh karena itu, Gubernur Enembe menghimbau kepada seluruh pejabat di Papua baik DPR Papua, pimpinan OPD untuk kembali ke budaya orang Papua.
“Kita tinggalkan budaya korupsi itu,”imbuhnya.
Dalam kesempatan itu juga, di depan Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan, Irjen Pol. (Purn) Basaria Panjaitan, SH, MH, Gubernur menyinggung kasus pembangunan jalan Kemiri-Depapre, Kabupaten Jayapura yang telah menyeret Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Papua, Maikel Kambuaya sebagai tersangka.
“Kadis PU sudah tersangka bersama stafnya. Saya belum mengerti kenapa belum ada hasil laporan pemeriksaan BPK, tapi sudah dijadikan tersangka. Mudah-mudahan dengan kasus ini menjadi pintu masuk KPK untuk perbaikan tata pemerintahan di Provinsi Papua,”terangnya.
Selain itu, Gubernur juga meminta kepada pimpinan OPD untuk bagaimana bertanggungjawab terhadap anggaran yang ada dapa Daftar Pengguna Anggaran (DPA) masing-masing.
“Peluncuran E-Government Papua berarti kita semua sudah masuk dalam sistem. Baik pimpinan OPD, DPR Papua. Kita sudah tidak lagi main-main dan sembunyi-sembunyi, semua sudah masuk dalam sistem, jadi hati-hati,”tandasnya. (lam/ing/rm)