JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Papua sudah membangun empat infrastruktur perikanan guna menunjang masyarakat dalam mengembangkan usaha perikanan di Papua.
Demikian diungkapkan Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Bidang Umum Sekda Papua, Elysa Auri, SE, MM pada Forum Koordinasi OPD Bidang Kelautan dan Perikanan Se-Papua di Hotel Aston Jayapura, Rabu (29/3).
Dijelaskan Gubernur, keempat infrastruktur yang telah dibangun dalam lima tahun terakhir ini antara lain Balai Benih Ikan Sentral (BBIS) di Jayapura.
“Balai ini diharapkan dapat meningkatkan produksi budidaya perikanan dan menjadi sentra pengembangan budidaya airtawar untuk melayani benih dan induk unit perbenihan rakyat di daerah pegunungan dan pedalaman,”ungkapnya.
Kemudian kedua, Balai Benih Ikan Pantai (BBIP) Bosnik Biak di Biak Numfor.
“Balai ini juga diharapkan dapat menjadi sentra pengembangan produk perikanan melalui rekayasa teknologi budidaya perikanan pantai di Papua,”terangnya.
Selanjutnya Pelabuhan Perikanan di Merauke. “Ini juga diharapkan menjadi sentra pengembangan ekonomi usaha perikanan tangkap di wilayah adat Anim’ha,”ujarnya.
Sedangkan yang terakhir adalah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pumako di Timika.
“Pelabuhan ini juga diharapkan menjadi sentra pengembangan ekonomi usaha perikanan tangkap di wilayah adat Meepago. Sehingga kebutuhan protein ikan diwilayah pegunungan selatan bisa terpenuhi,”bebernya.
Sementara untuk pelayanan terhadap masyarakat, Dinas Kelautan dan Perikanan terus meningkatkan seperti pencetakan kartu nelayan yang baru mencapai 10 sampai 178 kartu serta penyaluran premi asuransi nelayan sebanyak 957.
“Dan lebih khusus pelayanan perizinan sistem satu pintu sehingga pelayanan aplikasi ini berjalan dengan e-government,”pungkasnya.
Mengenai pengembangan dan peningkatan komoditas unggulan perikanan di lima wilayah adat bakal terus didorong agar mampu menjadi penggerak ekonomi utama di daerah sesuai dengan konsep pengembangan kegiatan ekonomi secara terintegrasi dengan prinsip tanam, petik, olah dan jual. (ing/rm)