JAYAPURA – Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH mengajak seluruh pihak agar jangan pesimis terhadap pelaksanaan ivent olahraga nasional empat tahunan di Papua pada tahun 2020.
“Yang pesimis ko berhenti bicara. Sekarang masyarakat Kabupaten Jayapura sudah resmi menyerahkan secara adat tanda dimulainya pembangunan Stadion Utama PON XX di Kampung Harapan,”tegasnya dalam acara ucapan syukur di mulainya pembangunan stadion utama Papua Bangkit PON 2020 di Kampung Harapan, Kabupaten Jayapura, Selasa (18/4/2017).
Hal tersebut ditandai dengan penyerahan tiga ekor babi dan satu ekor sapi dari Pemprov Papua kepada perwakilan empat marga pemilik tanah.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur kembali mengajak para bupati dan tokoh politik agar tidak pesimis untuk pelaksanaan PON di Papua.
“Siapa saja berhenti bicara pesimis. Sebab kapan lagi kita jadi tuan rumah. Mungkin 100 tahun kedepan. Sehingga saya minta berhenti bicara tidak akan jadi dan sebaliknya PON akan terlaksana di Papua,”bebernya.
Menurut Gubernur Lukas, kepercayaan dari pemerintah pusat untuk menggelar PON di Papua merupakan momentum yang monumental. Sehingga kepercayaan ini mesti disambut baik oleh semua pihak di Papua.
Untuk itu, Gubernur Lukas mengajak semua pihak di Papua untuk meninggalkan pikiran pesimis dan turut bergabung bersama pemerintah untuk membangun fasilitas PON XX.
“Saya katakan ini waktu yang paling tepat untuk menggelar PON. Karena sejak Indonesia merdeka pada 1945 baru kali ini Papua akan menggelar PON. Apalagi selama ini Papua hanya menjadi penyumbang atlet dan bertengger pada peringkat lima, enam dan tujuh,”jelasnya.
Menurutnya, terpilihnya Papua sebagai tuan rumah PON 2020 patut di apresiasi, karena untuk menjadi tuan rumah tidak sederhana.
“Menjadi tuan PON tidak gampang tapi harus bersaing dengan 33 provinsi di seluruh Indonesia,”ucapnya.
Diakuinya, untuk menyelenggarakan ivent olahraga nasional empat tahunan tersebut maka harus didukung dengan fasilitas olahraga yang memadai sehingga untuk menyiapkan hal tersebut tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar.
“Untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut dibutuhkan biaya yang tak sedikit. Termasuk akomodasi serta persiapan pembangunan venue-venue,”tambahnya.
Oleh karena itu, Gubernur Lukas merasa perlu meminta dukungan doa seluruh masyarakat Papua termasuk para tua-tua adat agar setiap rencana yang dijalankan pemerintah provinsi boleh terlaksana sebagaimana mestinya.
“Itulah sebabnya secara acara adat yang kita lakukan di Kampung Harapan. Karenanya saya menyampaikan terima kasih kepada Ondoafi Kampung Harapan dan Netar, terutama keluarga Wally, Ohee, Ansaka, dan Deda yang sudah memberikan dukungan penuh. Apalagi empat marga ini punya hak kepemilikan penuh terhadap tanah Kampung Harapan,”pungkasnya. (ing/rm)