JAKARTA – Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH mengharapkan sekaligus menghimbau kepada semua elemen masyarakat di Papua untuk tidak terpancing dalam menyikapi setiap masalah maupun provokasi yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertangungjawab.
Hal itu diungkapkan Gubernur mengingat saat ini adalah bulan penuh berkah dimana umat muslim di Papua sedang melaksanakan ibadah puasa.
“Saya minta mari kita menjaga kedamaian di Tanah Papua, menjaga Kebhinekaan yang sudah dipeliharapun harus dipertahankan. Jangan mudah terprovokasi dengan pihak-pihak yang tidak bertangungjawab dan ini harus diperhatikan oleh seluruh masyarakat Papua, baik yang ada di gunung maupun pesisir dan kepulauan. Waspadailah segala bentuk perpecahan dengan isu suku, agama maupun ras,”tegas Gubernur.
Dikatakan, saat ini umat muslim di Papua sedang menjalankan ibadah puasa, oleh sebab itu, pihaknya menyerukan kepada seluruh umat kristiani di Papua untuk dapat memelihara kedamaian yang sudah terjalin dengan baik selama ini.
“Saya ingin sampaikan kepada seluruh masyarakat Papua bahwa dalam memasuki bulan puasa dan jelang Hari Raya Lebaran, saya minta jaga situasi keamanan di lingkungan masing-masing. Silahkan umat muslim merayakan ibadah puasa dengan penuh damai dan sementara umat kristen serta lainnya turut memelihara situasi keamanan”ajaknya.
Mengenai keributan yang terjadi di Abepura dimana diduga dipicu karena pembakaran Alkitab oleh oknum TNI beberapa hari lalu, Gubernur Lukas Enembe meminta masyarakat untuk lebih dulu menelusuri kebenaran informasi yang diterima sebelum mengambil sebuah tindakan.
“Kita jangan mudah terpancing karena hoax atau berita bohong lalu mengambil tindakan. Karena untuk kejadian di jalan raya Abepura-Sentani dari informasi yang kami terima bahwa kelihatannya oknum TNI membakar itu tidak tahu isi dari sampah itu. Bahkan belum tentu yang dibakar itu adalah Alkitab,”terang Gubernur.
Ia mengharapkan kepada masyarakat Papua untuk menjaga ketentraman di seluruh Tanah Papua dan menghindari tindakan anarkis yang sebabkan berjatuhan korban banyak orang. (ama/rm)