JAYAPURA – Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, SE, MM menegaskan, di Papua tidak ada istilah “Orang Papua” dan “Orang Pendatang” dan “Orang Gunung kemudian “Orang Pantai”.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Papua pada Halal Bi Halal yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Papua dan dihadiri oleh jajaran ASN, TNI Polri dan masyarakat, di Gor Cenderawasih Jayapura, Senin (10/7/2017).
“Kita semua yang ada di Papua adalah orang Papua. Cuma asalnya kita ada yang dari Jawa, Maluku, Ambon, ada juga dari Jayawijaya, Serui. Tapi aslinya kita tetap orang Papua. Jangan ada kata pendatang, sebab kalau sudah beranak cucu disini, ya tetap orang Papua. Di Papua, kita tidak boleh hidup seperti air dan minyak. Kita harus hidup berdampingan dan bersama sama membangun Papua,”ungkapnya.
Wagub mengatakan, jadi orang Papua yang luar biasa dan penganut Islam di Papua harus menjadi Islam yang Rahmatan lil Alamin (Islam yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta.
Pada halal bi halal tahun ini, Pemprov Papua mengusung tema “Ciptakan Harmoni Berlandaskan Kasih Menembus Perbedaan, Wujudkan Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera,”.
Wagub Klemen Tinal menyampaikan makna dari kata Kasih Menembus Perbedaan yang menurutnya memiliki makna yang sangat dalam.
“Kasih menembus perbedaan adalah bukan kasih yang diberikan antara suku Papua kepada suku Jawa maupun sebaliknya. Tapi kasih dalam konteks Otonomi Khusus yang dimaksud adalah kasih yang kita nyatakan kepada orang yang menyakiti dan mengkhianati kita. Itulah kasih menembus perbedaan, itulah kasih yang sempurna,”ujar Wagub
Dikatakan, di republik ini Provinsi Papua memiliki jumlah penduduk yang sedikit dari daerah lain. Bahkan orang asli Papua menjadi kaum minoritas. Namun jika kita bisa menjadi terang bagi Republik ini, itulah kasih sesungguhnya.
Di kesempatan Halal Bi Halal ini, Wagub mengajak seluruh ASN, TNI Polri dan masyarakat untuk saling memaafkan dan bersama sama membangun Papua yang luar biasa ke depan.
“Tanah Papua adalah salah satu nikmat yang Tuhan berikan. Disaat daerah lain masih tidur, kita di Papua sudah terbangun duluan untuk bertemu dengan Tuhan dalam doa di pagi hari,”terangnya.
Sementara itu, Ustad Syaiful Islam Al Payage dalam ceramahnya, menyampaikan tiga hal yang harus diterapkan dalam kehidupan setiap orang yang hidup di tanah Papua.
Pertama adalah senantiasa bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan terutama nikmat sehat walafiat. Sebab. hal itu menentukan kebahagiaan seseorang hidup di dunia.
“Apalah artinya kalau punya segala tapi sakit itu jadi hampa. Kita harus bangga berada di tanah yang kaya raya, ini anugerah luar biasa yang patut disyukuri. Agama apapun mengajarkan untuk bersyukur kepada Allah yang menghidupkan dunia beserta isinya ini,”ucapnya.
Al Payage juga mengapresiasi kebijakan Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH untuk pelarang miras. Karena itu menghancurkan peradaban orang Papua yang akan datang.
“Jika kita menghadirkan Tuhan dalam kehidupan kita Insya Allah Papua akan maju di masa yang akan datang,”imbuhnya.
Hal kedua yang disampaikan adalah bagaimana membangun generasi papua di masa yang akan datang. Dalam hal ini menyangkut pendidikan. “Pendidikan sangat penting. Jika kita bodoh kita tidak akan tahu mana yang halal dan haram, dan tentunya kita akan digilas oleh perkembangan jaman,”terangnya.
“Kalau ada yang mengatasnamakan Islam lalu meneror dan membunuh, itu jelas bukan ajaran Islam. Karena islam adalah islam rahmatan lil aalamin. Mari kita semua pemerintah, para ulama dan masyarakat berjalan bersama untuk membangun Papau di masa yang akan datang,”ajaknya.
Acara Halal Bi Halal ini dihadiri oleh Kasdam XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI, Herman Asaribab, Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Agus Riyanto, perwakilan DPRP dan Forkopimda.
Dalam kesempatan itu, Wagub juga menyerahkan bingkisan kepada 10 pondok pesantren dan yayasan yang ada di Kota Jayapura. (ing/rm)