SENTANI – Pemerintah Provinsi Papua menyampaikan ucapan terima kasih kepada Gereja karena telah banyak membantu pemerintah dalam membuka keterisolasian di tanah Papua.
“Pemerintah mengapresiasi semua upaya dan kerja keras para pendahulu kita, khususnya gereja bahwa keterisolasian daerah yang sampai hari ini menjadi tantangan bagi kita sebelum kehadirian pemerintah. Gereja telah membuka keterisolasian itu,”ungkap Sekda Papua, TEA. Herry Dosinaen, SIP, MKP dalam sambutannya usai peresmikan Gedung Gereja Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Polomo Sentani, Sabtu (5/8/2017).
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Papua siap mendukung pelayanan Gereja GIDI diatas tanah Papua demi mewujudkan visi misi Papua Bangkit Mandiri dan Sejahtera.
“Pemerintah Provinsi Papua ada dan siap mendukung pelayanan gereja GIDI di Papua maupun daerah lain di Indonesia,”ujarnya.
Selain itu, lanjut Seka, dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman paham radikalisme, maka pemerintah, adat dan agama harus bersatu menjaga persatuan dan kesatuan. Semua pihak harus bersyukur dengan persatuan dengan kesatuan, toleransi antar umat beragama yangluar biasa di Papua, sampai hari ini tidak ada gesekan atas nama agama. Itu tanda bukti kerja keras dari smeua pihak termasuk tokoh gereja dan agama lainnya.
“Pemerintah Provinsi Papua bersama Kapolda, Pangdam dan stakeholder lainnya, kita harus bersatu padu menangkal semua gerakan radikal atau orang yang datang diatas tanah ini dengan tujuan tertentu yang dapat mereduksi persatuan dan keanekaragaman budaya, agama diatas tanah ini,”tegas Sekda.
Untuk itu, Sekda menghimbau kepada semua pihak, mari bersama-sama melihat masalah-masalah kontepoler yang terjadi diatas tanah ini dan harus siap menangkal semua masalah yang menggangu keamanan dan ketentraman kita diatas tanah Papua.
Sementara itu, Pdt. Lipyus Biniluk, S.Th selaku pendiri Pos Pekabaran Injil (PI) Polomo Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) mengatakan, Gereja GIDI Palomo Sentani yang diresmikan sebelumnya ada Pos PI yang didirikannya tahun 2003 sewaktu kembali ke Jayapura dari pulau Jawa.
“Waktu itu tahun 2003 saya kembali dari Jawa, saya membuka Pos PI hanya di rumah dan terus berkembang, hingga didirikannya gereja ini tetapi saya tidak menjadi gembala, diserahkan kepada jemaat,”beber Pdt. Lipiys Biniluk.
Ia melihat, jemaat di Polomo jumlahnya masih sedikit, namun kualitasnya jemaat sangat luar biasa dalam menjalankan amanat gereja. Oleh karna itu, kalaupun saya bukan jemaat Polomo, tapi saya mendukung penuh kegiatan Pekabaran Injil mereka.
“Saya mendukung kegiatan pelayanan mereka, dengan peresmian gedung gereja ini, pelayanan dan jumlah jemaat diharapkan lebih banyak dan aktivitas pelayanan injil lebih giat kedepan,”harapnya.
Ditambahkannya, pelayanan Gereja Polomo bukan saja di Jayapura dan sekitarrnya, tetapi sampai daerah daerah gunungan Papua, bahkan daerah Korowai.
“Gereja Polomo ikut membantu secara financial pelayanan jemaat GIDI di Korowai. seperti bencana alam di sana beberapa waktu lalu, jemaat Polomo kirim barang satu pesawat. Jadi, saya senang peresemian Gereja ini tandanya gereja itu hidup,”tandasnya. (lam/rm)