JAYAPURA – Adanya dugaan ratusan botol Minuman Keras (Miras) yang di kirim ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, beberapa hari lalu dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU yang disita oleh pihak kepolisian, mendapat sorotan dari Anggota DPRP dari wilayah Pegunungan Tengah Papua, Nioulen Kotouki.
Untuk itu, anggota dewan ini meminta pihak pimpinan TNI/Polri lebih memperketat lagi pengawasan kepada anggotanya di lapangan.
“Sekarang kami sedikit kesal karena ada kedapatan peredaran miras ke Wamena apalagi dengan gunakan pesawat Hercules milik TNI AU. Jadi kami harap pihak TNI AU harus tegas. Dalam pemeriksaan harus tegas, seperti pesawat lain,” kata Kotouki.
Pihaknya menyesalkan pemasokan miras ke Tanah Papua, lebih khusus di wilayah Pegunungen Tengah Papua melalui Wamena. Apalagi, Wamena mewakili dari beberapa kabupaten, sehingga memang titik sentralnya masuknya dari Wamena.
Hanya saja, lanjut Nioluen Kotouki, penyeberan pindah ke Tolikara, Lanny Jaya, Nduga, Memberamo Tengah dan sampai ke wilayah selatan sehingga dari situ bisa menyebar lagi ke Yalimo, Yahukimo sampai ke Puncak Jaya.
“Jadi memang titik sentralnya ada di Wamena. Makanya lebih khusus kami pertegas agar pihak TNI dapat melihat hal ini secara jeli, serta mengawasi bawahnnya secara rutin,” tegas Kotouki.
Pada kesempatan itu, Nioluen membeberkan jika di Wamena satu botol vodka dihargai Rp 500-800 ribu. Ini pendapatan yang besar, apalagi soal miras harga diri Gubernur Papua kerena sudah melakukan fakta integritas bersama seluruh Bupati dan Wali Kota serta pimpinan DPR, bahkan juga dengan pihak keamanan.
“Saya kira satu penghormatan yang tentunya harus kita hargai demi menyelamtakan manusia Papua. Jadi untuk persoalan penjualan miras di Wamena yang beredar selama ini kebanyakan minimal oplosan seperti minuman lokal atau CT,” ujar Neoluen.
Untuk itu, tambah Neoluen, secara administrasi birokrasi, dalam keputusan Gubernur Papua itu berlaku hingga ke kabupaten/kota, bahkan ke kampung.
“Jadi generasi-generasi Papua yang mengkomsumsi miras ini, kedepannya syarafnya akan terganggu. Sehingga kedepan, generasi-generasi Papua yang ada di wilayah Wamena bahkan di beberapa titik yang mengkomsumsi minuman CT itu, kasihan sekali karena berdampak buruk,”ucapnya. (ara/rm)