JAYAPURA – Guna memastikan meninggalnya 61 orang bayi di Kabupaten Asmat akibat gizi buruk dan campak maka Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH memerintahkan Dinas Kesehatan Provinsi Papua supaya turun langsung ke lapangan untuk memastikan korban yang meninggal.
Demikian ditegaskan Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH kepada wartawan usai menjalani tes kesehatan di RSUD Jayapura, Rabu (17/1/2018).
“Saya sudah perintahkan Kepala Dinas Kesehatan untuk turunkan tim ke Asmat, guna memastikan nama, jenis kelamin, alamat hingga nama orang tua dari 58 anak yang dinyatakan meninggal,” katanya.
Menurut Gubernur, masyarakat Asmat hidupnya selalu berpindah-pindah sehingga Pemerintah Provinsi Papua merasa perlu ada pendataan secara rinci mengenai anak-anak yang meninggal akibat wabah campak.
“Masyarakat Asmat ini hidupnya di sungai dan dihutan. Kami harap kejadian ini bisa tertangani secara baik dan tidak terulang lagi,” ucapnya.
Gubernur menjelaskan, kejadian seperti ini sebelumnya pernah terjadi di Kabupaten Nduga, Deiyai, Korowai dan Yahukimo. Untuk itu, Dinas Kesehatan harus bisa memastikan dan mendapat data valid.
“Di Papua sudah sering terjadi hal seperti ini, siapa yang salah belum bisa kami pastikan karena dana besar sudah kami kirim ke kabupaten/kota,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengungkapkan, tim dari Dinas Kesehatan sudah mencarter pesawat untuk turun langsung ke Asmat dengan membawa logistik.
“Jadi tidak hanya obat-obatan yang dibawa oleh tim, tetapi makanan tambahan seperti susu dan lainnya juga di bawa,” bebernya.
Untuk mendapat bukti akurat, lanjut Giay, pihaknya akan meminta biodata lengkap masyarakat yang meninggal.
“Bila perlu sampai dimana tempat mereka dimakamkan, karena SOP-nya memang seperti itu,” sambungnya.
Ia menekankan, selama bukti-bukti belum didapat, Dinas Kesehatan tidak akan menanggapi berita yang sudah ada, karena laporan kematian tidak bisa hanya berdasarkan laporan bahwa kampung ini meninggal 10 orang dan kemudian di follow up menjadi berita nasional.
“Sekarang kami tinggal menunggu 2-3 hari kedepan untuk mendapat laporan dari tim yang diturunkan,” pungkasnya. (lam/rm)