JAYAPURA (PT) – Sebanyak enam kabupaten di Papua ditetapkan oleh Menteri Pertanian RI sebagai kabupaten kebun benih untuk komoditas Kakao, Kelapa dan Kopi Arabika melalui suatu Surat Keputusan (SK).
SK tersebut diserahkan Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintah dan Politik, Simeon Itlay kepada perwakilan Dinas Perkebunan di enam kabupaten. Penyerahan ini dilakukan di sela-sela kegiatan Rakornis Perkebunan Se-Papua di Jayapura, Kamis (12/4/2018).
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua, Ir. Jhon Nahumury menyebutkan, SK yang dikeluarkan Menteri Pertanian terbagi atas beberapa SK antara lain SK kebun Entris Kakao Klon 01 dan Klon Sulawesi 02 di kabupaten Keerom dan Kabupaten Jayapura. Kemudian SK penetapan Kebun Blok penghasil
tinggi dan pohon induk terpilih tanaman kelapa di Kabupaten Mimika sebagai kebun sumber benih. SK tanaman kelapa dalam unggul lokal di Kabupaten Jayapura sebagai kebun sumber benih, SK kebun sumber benih tanaman kelapa di Kabupaten Biak Numfor, SK kebun benih tanaman kelapa di Kabupaten Sarmi.
Selanjutnya kebun sumber Kopi Arabika di Kabupaten Jayawijaya milik petani Maximus Lani.
“Kita harapkan dengan penetapan kebun sumber benih ini, kebun induk,
tidak ada lagi yang cari benih asal asalan. Karena kita sudah
menetapkan kebun sumber benih unggulan,” ujar Jhon.
Dia juga mengimbau supaya para petugas Dinas Perkebunan di kabupaten agar mengumumkan kepada petani yang ingin mengembangkan usahanya supaya mengambil benih di kebun kebun benih yang telah disediakan.
“Sehingga tanaman yang dihasilkan betul-betul berasal dari benih
lokal yang unggul dan bermutu. Jangan lagi ambil dari luar,” himbaunya.
Kadis Jhon juga meminta agar petugas perkebunan di kabupaten dapat merawat dan memelihara kebun benih dengan baik serta dapat dikembangkan agar kebutuhan benih bisa terpenuhi.
“Nanti akan ada peraturan biar petani tidak ambil asal asalan. Tidak boleh ambil diluar dari yang ditentukan. Nah, tugas pemerintah
memperbanyak sumber benih yang unggul dan bermutu untuk ditanami oleh petani. Sehingga produksi perkebunan akan meningkat karena sudah dalam pengawasan,” pungkasnya. (ing/dm)