JAYAPURA (PT) – Penjabat Gubernur Papua, Soedarmo meminta kepada seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota Se-Papua untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja pemerintahannya masing masing.
Hal ini diungkapkannya menyusul Provinsi Papua menempati peringkat terendah Se-Indonesia terkait kinerja penyelenggaraan pemerintahan.
Sekedar diketahui bahwa penilaian ini berdasarkan keputusan Kementerian Dalam Negeri tahun 2016, dimana Provinsi Papua menduduki peringkat terendah dalam hal kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan skor 2.3086.
Begitupula dengan 10 kabupaten yang masuk dalam urutan 30 terendah dari 397 kabupaten/kota Se-Indonesia.
Sepuluh kabupaten tersebut antara lain, Kabupaten Paniai menjadi yang terendah dengan skor 1.0864 kemudian Kabupaten Deiyai satu strip diatasnya dengan 1.2849.
Selanjutnya Kabupaten Yahukimo, Puncak Jaya, Sarmi, Mamberamo Raya, Dogiyai, Lanny Jaya, Supiori, Nduga, Nabire, Mambramo Raya.
Hanya Kota Jayapura yang setidaknya menyelamatkan Provinsi Papua dengan berada di urutan 56 dari 93 kota secara nasional.
Kota Jayapura mendapat skor 3.0224 yang bahkan berada diatas Kota Manado, Medan dan Bandar Lampung.
“Yah saya minta untuk mengevaluasi kinerja pemerintahan. Masa mau dapat kategori begitu terus termasuk provinsi yang mendapat rangking terendah. Harus cari tahu dimana permasalahan yang bisa menyebabkan rendahnya laporan kinerja pemerintahannya,” ungkap Pj. Gubernur Papua, Soedarmo kepada wartawan, Kamis (17/5/2018).
Menurutnya, setiap persoalan pasti dapat diatasi. Oleh karena itu, diharapkan ada sinergitas, kebersamaan antara provinsi dan setiap kabupaten dan kota. Termasuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), para Asisten dan Staf Ahli di lingkungan Pemprov Papua.
“Ke depan harus bersinergi, membangun kembali, meningkatkan kinerja fungsi dan tugas pokoknya masing masing. Sebenarnya hal itu kan gampang, tinggal mengisi parameter-parameter yang telah disediakan. Hanya saja memang terkadang diabaikan,” ujar.
“Saya harapkan di tahun 2019 mendatang, ada peningkatan kinerja. Ini akan terus saya dorong. Jangan kita kerja tapi lambat. Sebaliknya kita harus punya kecepatan dalam meningkatkan kinerja. Sebenarnya bukan karena kualitas SDMnya, tapi memang
karena ada kemauan,” ungkapnya. (ai/dm)