PANIAI (PT) – Penjabat Gubernur Papua, Soedarmo, Kapolda Papua, Irjen Pol. Boy Rafli Amar dan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI. George Elnadus Supit memantau jalannya pelaksanaan pencoblosan Pilkada Kabupaten Paniai menggunakan helikopter milik Mabes Polri, Selasa (25/7/2018).
Pj. Gubernur Papua mengatakan, pemantauan pencoblosan tersebut dilakukan guna memastikan pelaksanaan pilkada Kabupaten Paniai yang sempat tertunda dapat berjalan lancar, aman dan tertib.
“Pelaksanaan pencoblosan di Paniai berjalan dengan lancar dan aman. Kita tinggal menunggu siapa yang nanti jadi pemanangnya,” ungkap Pj. Gubernur.
Dikatakannya, jalannya pelaksanaan pilkada Kabupaten Paniai dari pantaun dilapangan berjalan aman dan kondusif.
Selain itu, partisipasi masyarakat yang memberikan hak pilihnya cukup tinggi khususnya di Kota Enarotali.
“Kita harapkan kondisi ini terus dijaga hingga pada perhitungan suara dan penetapan pemenangan,” terangnya.
Ia berharap paslon yang menang tidak melakukan evoria berlebihan agar tidak menimbulkan permasalahan.
“Disini ada dua calon, tentunya tidak semua harus menang. Bagi yang kalah harus mau menerima kekalahan ini dan inilah kompotensi. Ini kompetisi pasti ada yang menang dan juga kalah serta tidak mungkin kedua pasangan menang,” katanya.
“Bagi paslon yang berhasil memenangkan pertarungan ini agar dapat melakukan konsolidasi dan merangkul kembali yang kalah dan bagaimana membangun Kabupaten Paniai kedepan,” imbuhnya.
Ditempat yang sama, Pj. Bupati Paniai, Musa Isir mengaku, proses pelaksanaan pencoblosan berjalan lancar, aman dan tertib tanpa adanya gangguan.
“Secara umum berjalan aman lancar dan terkendali sesuai jadwal tahapan KPU. Memang bebrapa waktu lalu terjadi pro kontra, dimana ada yang tidak puas dengan penetapan calon lebih khusus mereka yang tidak memenuhi syarat,” katanya.
Suksesnya pelaksanaan pilkada ini, kata Musa Isir tidak lepas dari campur tangan penyelenggara, pemerintah serta aparat keamanan yang sudah memberikan pemahaman.
“Suka atau tidak tahapan ini sudah berjalan dan tentunya ini berkat kerjasama semua elmen yang ada di Paniai dan Provinsi Papua,” ucapnya.
Mengenai sedikitnya TPS, menurut Musa Isir mengakui memang sebagian besar menggunakan sistem ikat.
“Jadi itu dikembali kepada penyelenggara. Yang pasti setelah logistik diterima dari KPU maka tugasnya yang melaksanakan.
Itu tergantung dari paslon yang saat ini sedang berkompetisi, apakah nanti mereka mempersoalkan hal teknis itu atau bagaimana, kita ikuti saja nanti,” bebernya.
Senada dengan itu, Ketua KPU Papua, Theodorus Kosay juga mengaku pelaksanaan pilkada berjalan aman dan bahkan proses perhitung berjalan aman.
“Memang untuk Kabupaten Paniai, secara keseluruhan menggunakan sistem ikat, namun untuk Distrik Paniai Timur ada juga yang menggunakan sistem coblos,” ungkapnya.
Ia mengatakan dari 23 distrik ada sekitar 22 diantaranya mengunakan sistem ikat sementara 1 distrik Paniai Timur ada yang masih menggunakan sistem ikat ada juga yang menggunakan coblos.
“Intinya proses ini berjalan aman dan lancar. Kalau di wilayah kota mencoblos, tapi di pinggiran danau rata-rata gunakan sistem ikat,” kata Ketua KPU yang didampingi Komisioner, Tarwinto. (ing/dm)