JAYAPURA (PT) – Menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) XX pada tahun 2020, manajemen PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Papua menggenjot pembangunan pembangkit listrik.
General Manager PLN UIP Papua, Reisal Rimtahi Hasoloan mengatakan, dari sisi pembangkit untuk sistem Jayapura telah siap kapasitas 130 Megawatt (MW) dengan beban puncak hanya 77 MW.
“Dari sisi pembangkit telah kelebihan di Holtekamp sudah ada PLTMG kapasitas 50 MW, PLTU 20 MW. Di Genyem PLTA 20 MW dan akan dibangun PLTMG Jayapura Peaker berkapasitas 40 MW. Dengan demikian sampai akhir tahun 2019 tersedia pembangkit berkapasitas total 130 MW, jelas bahwa pembangkit cukup,“ ungkapnya, Rabu (25/7/2018).
Selain menyediakan pembangkit dengan kapasitas cukup besar dalam menghadapi PON, pihaknya juga tengah membangun fasilitas Gardu Induk (GI) dengan menaikkan kapasitas GI di Skyland menjadi 120 Megavoltampere (MVA), GI Waena 60 MVA, total 180 MVA ditargetkan selesai tahun ini.
“Jadi sangat siap, dari PLN UIP di sistem 150 kV dan 70 kV, untuk yang sampai ke PON nanti mainnya dari 150 kV ke 20 kV. Kami juga telah berkoordinasi dan merencanakan dipastikan pada saat pelaksanaan PON tak ada masalah,“ beber Reisal.
Ia menyebut, menambah kapasitas GI Waena lantaran berada dekat dengan Stadion Papua Bangkit yang merupakan salah satu venue utama PON 2020.
Pihaknya menargetkan pembangunan seluruh pembangkit selesai pada tahun 2019.
“Jika diperlukan maka akan dilakukan relokasi PLTD,” tambahnya.
“Yang tadinya kami bangun pembangkit besar. Oleh karena itu, PLTD yg saat ini eksisting akan dapat kita relokasi karena tidak digunakan lagi di sistem yang besar dan apabila masih tidak cukup maka kami akan datangkan mesin sewa untuk venue khusus yang terisolasi yang dikoordinir oleh PLN Wilayah Papua dan Papua Barat,“ ucapnya menambahkan.
Manager Perencanaan PLN UIP Papua, Delmon Siahaan mengatakan, pembangunan pembangkit listrik untuk persiapan PON termasuk dalam program 35.000 MW.
“Tahun ini telah direncanakan penyediaan tenaga listrik sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) masing-masing 148,5 MW untuk Provinsi Papua dan 70 MW untuk Papua Barat,“ pungkas Delmon. (nan/dm)