JAYAPURA (PT) – Wali Kota Jayapura, DR. Benhur Tomi Mano, MM mengaku kalau penerimaan IPDN secara online akan mempersulit anak-anak Papua khususnya anak Port Numbay untuk lolos ujian.
Hal itu diungkapkannya ketika melepas 18 Calon Praja di Aula BKPP Waena, Distrik Heram, Rabu (8/8/2018).
Wali Kota BTM mengakui kekesalan itu diungkapkannya akibat penerimaan Praja IPDN asal Papua lebih khusus Kota Jayapura sangat minim karena menggunakan sistem online.
“Ini menjadi masalah besar di tanah Papua khususnya putra-putri Papua sendiri karena tidak lolos seleksi ujian IPDN,” katanya.
Dikatakan, dari hasil seleksi calon Praja IPDN sebanyak 18 orang, hanya 2 orang dari perwakilan asal Papua.
“Hal ini perlu dikaji ulang. Di kota saja sangat sulit apalagi di daerah pegunungan,” terangnya.
Dengan kondisi ini, Wali Kota meminta kepada Direktur IPDN dan Kementrian Dalam Negeri harus merubah sistem penerimaan dengan online.
“Karena kita butuh calon-calon Pamong Praja untuk di sebarkan di 28 kabupaten dan 1 kota,” katanya.
Kedepan, lanjutnya, Pemkot Jayapura akan mendirikan sekolah khusus tingkat SMA di Kota Jayapura.
“Ya memang sekolah ini khusus untuk membina putra-putri Papua yang ingin melanjutkan ke jenjang IPDN maupun AKABRI,” ucapnya.
Menurutnya, sekolah yang rencana akan didirukan itu nanti bertujuan apabila ada ujian penerimaan, anak-anak Papua sudah mengetahui lebih mendalam soal ujian.
Untuk itu, Wali Kota berpesan kepada 18 orang calon Praja guna mengikuti tes selanjutnya di Jatinangor, Bandung dapat mempersiapkan diri dengan membaca buku, menambah pengetahuan umum dan menjaga kesehatan. (ket/dm)