JAYAPURA (PT) – Ketua Komisi I DPR Papua, Ruben Magai menilai kegiatan Ospek Fisip Uncen Jayapura yang mengenakan bintang kejora serta yel yel Papua Merdeka masih dalam batas wajar-wajar, sehingga tidak perlu di besar-besarkan apalagi panik.
Menurutnya, ini menggambarkan kalau anak Papua semakin menyadari sejarahnya.
“Ospek itu, saya pikir wajar-wajar saja, karena selama ini pemerintah memberikan pendidikan sejarah yang dilakukan bangsa lain tentang kemerdekaaan Indonesia,” ungkap Ruben Magai kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (14/8/2018).
Dikatakan, orang asli Papua juga punya sejarah sendiri, sehingga generasi Papua tidak bisa dipaksakan sejarah yang tak pernah mereka alami.
“Jadi mereka sudah semestinya tahu sejarahnya,” katanya.
Ruben mencontohkan di Ambon, dimana orang Ambon peringati RMS. Kemudian di Sulawesi, Manado dan Aceh. Mereka juga semua punya kelompok yang disebut separatis.
Diakuinya, selama ini orang Papua hanya diajarkan sejarah tentang Soekarno dan Hatta, tapi mereka juga punya sejarah sendiri.
Oleh karena itu, apa yang dilakukan pada saat Ospek Fisip Uncen hanya mencoba bagaimana kebebasan dalam politik dan ingin mengetahui sejarah mereka sendiri.
“Jadi tak lah perlu ditanggapi negatif, biasa-biasa saja.
Dulu orang Papua, Ambon, Sumatera, Sulawesi, Manado, kami semua ada dibawah jajahan Belanda. Setelah 1961, Indonesia menggagalkan negara boneka buatan Belanda di Irian Barat dan 1962 penandatangan New York Argemen kemudian ditindaklanjuiti dengan referendum yang kemudian diubah menjadi Pepera,” paparnya.
Dengan demikian, lanjutnya, ketika ingin menutupi sejarah Papua, itu sulit karena sudah tercatat baik dalam arsip dunia.
Sehingga orang Papua jangan dipakasa melupakan sejarahnya. (ara)