JAYAPURA (PT) – Waka Pendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf. Dax Sianturi menyesalkan aksi separatisme yang terjadi di institusi pendidikan yakni kampus Universitas Cenderawasih Jayapura saat pelaksanaan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) belum lama ini.
Aksi tersebut diduga dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Fisipol Uncen, justru menciderai wajah kampus kebanggaan masyarakat Papua.
Dimana Uncen sendiri dibangun atas prakarsa para tokoh masyarakat pada tahun 1962.
“Secara hukum itu bisa dikatakan persengkongkolan atau permufakatan jahat yang melibatkan berbagai oknum dengan tujuan melanggar ideologi Pancasila dan penyimpangan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya kepada wartawan di Kodam.
Dirinya menuturkan, aksi separatisme itu secara langsung menjadi bentuk penghianatan oleh mahasiswa terhadap para pendiri kampus tersebut.
“Uncen itu secara resmi dibuka oleh Wakil Kepala Pemerintahan Republik Indonesia semasa UNTEA, yakni Max Maramis pada tanggal 10 November 1962 pukul 20.00 WIT di suatu lorong depan kamar kecil dalam gedung Osiba (Oplending Scchool Voor Inheemsche Bestuurs Ambtenaren) di Hollandia Binnen (sekarang Abepura),” terangnya.
Bahkan, lanjutnya, pemerintahan semasa pergerakan kemerdekaan pada 1927, Papua yang disebut dengan Hollandia saat itu, sudah masuk dalam wilayah NKRI.
Buktinya, banyak para founding fathers (pendiri bangsa_red) yang berjuang dalam kemerdekaan NKRI ditahan dan dibuang ke Boven Digoel.
Mereka dijadikan tahanan politik oleh pemerintah Hindia Belanda.
“Dari situ kan sudah final kalau kemerdekaan Republik Indonesia ini didasari oleh persatuan, tidak melihat latar belakang dan rumpun. Mestinya para mahasiswa itu kritis dan belajar dari sejarah. Bukan malah membuat polemik hingga merusak generasi muda Papua lewat doktrin baru dan membelokkan fakta-fakta sejarah,” bebernya dengan nada kesal.
Disinggung mengenai peran TNI selama ini untuk menanamkan rasa nasionalisme kepada generasi muda di tanah Papua, kata Dax, pihaknya sudah sejak lama memberikan pembinaan bagi pelajar dan generasi muda Papua melalui berbagai kegiatan yang dilaksanakan jajaran Kodam.
“Sebenarnya TNI tidak diam saja. Kami telah lama melakukan kegiatan pembinaan generasi muda mulai dari kota hingga perbatasan negara melalui tugas-tugas Satgas Pamtas. Kedepan, ini menjadi konsen kita bersama kedepan dan harus lebih mengakomodir lagi soal hal yang diinginkan para anak muda ini,” pungkasnya. (jul)