JAYAPURA (PT) – Asisten Deputi (Asdep) Warisan Budaya, Kemenko PMK, Pamuji Lestari mengatakan, sebagai orang Papua harus bangga.
Karena di wilayah ini mempunyai dua warisan dunia yang luar biasa hebat yakni Noken merupakan warisan budaya takbenda dan Taman Nasional Lorentz.
“Dua warisan dunia ini harus kita kelola dan kita lestarikan secara baik. Kalau tidak kita bisa masuk dalam daftar bahaya seperti hutan tropika di pulau Sumatera,” ungkapny disela-sela saat jumpa pers pada Rapat Koordinasi Pelestarian dan Pengelolaan Noken sebagai warisan budaya takbenda dunia dan Taman Nasional Lorentz sebagai warisan alam dunia di Grand Abe Hotel, Abepura, Selasa (28/8/2018).
Menurutnya, Kemenko PMK sudah tiga kali melakukan kegiatan rapat koordinasi di Papua.
“Kemenko PMK dengan lintas kementerian dan juga stakeholder sangat berkomitmen untuk menjaga warisan dunia sebagai asset. Karena semua pihak tidak ingin warisan dunia hanya sekedar slogan dan tidak sekedar jargon,” ujarnya.
Dikatakan, saat ini Indonesia mempunyai 17 warisan takbenda dan juga warisan alam.
Namun bagaimana sesuai dengan UU No 5 tahun 2017 bisa memakmurkan dan berdayakan untuk masyarakat.
“Jangan sampai pusat sudah semangat 45, tapi daerah masih loyo. Tetapi kita harus punya semangat. Untuk itu, kami tiga pejabat esalon II ini baru sekali ini datang ke Papua bersama–sama. Selaku kementerian teknis untuk mewariskan warisan dunia,” katanya.
Dijelaskannya, Noken sudah ditetapkan sebagai warisan dunia. Untuk kedepannya mau diapakan noken ini, yakni harus ada pengelolaan, pengembangan dan pelestarian.
“Kemenko PMK saat ini membawahi 24 Kementerian. Bagaimana nantinya bisa meminta kepada Kementerian Koperasi untuk bagaimana mendorong mama–mama pengrajin noken ini, bisa dijadikan kelompok UMKM,” terangnya.
“Saya lihat beberapa mama–mama Papua, masih berjualan sampai jam 12 malam di pinggir jalan. Tahun kemarin sudah ada kesepakatan dimana Papua akan menyiapkan counter untuk jualan. Termasuk juga perindustrian dan perdagangan agar bagaimana noken ini bisa kita produksikan keluar, untuk dijual,” tuturnya. (lam/rm)