JAYAPURA (PT) – Kementerian Pendidikand dan Kebudayaan (Kemendikbud) berkomitmen untuk menjaga dan melestarikan Noken sebagai warisan alam dunia.
Kemendikbud juga akan berupaya mendorong Noken masuk dalam kurikulum muatan lokal (Mulok).
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, Nadjamudin Ramly mengatakan, Noken sudah sudah ditetapkan oleh Unesco sebagai warisan dunia.
Guna menjaga kearifan lokal Papua, maka Kemendikbud akan mendorong Noken menjadi pelajaran muatan lokal di sekolah.
“Noken kita akan mendorong masuk dalam kurikulum sekolah. Seperti yang sudah berjalan saat di Provinsi Bali, dimana siswa bersama maestro seni,” ujar Nadjamudin Ramly kepada pers di Jayapura, Rabu (28/8/2018).
Dikatakan, melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pelestarian Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Papua, sudah merintis program seninam masuk sekolah.
Hal ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan kesenian daerah Papua.
“Sejak tahun 2017, program seninam masuk sekolah sudah berjalan dan kita akan berupaya seluruh sekolah menerapkan mata pelajaran muatan lokal (Mulok) untuk melestarikan budaya Papua kedepan,” katanya.
“Noken juga sudah masuk sekolah, tapi masih di wilayah kota Jayapura kedepan kita harapkan ada aturan khusus dari Kemendikbud agar seluruh sekolah di Indonesia menerapkan mata pelajaran muatan lokal (Mulok) Noken,” ujarnya menambahkan.
Selain itu, kata Ramly, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menyelenggarakan kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM). Program ini sudah berjalan di Provinsi Bali.
“Jadi, maestro yang bergabung dalam kegiatan BBM 2018 adalah seniman yang dinilai mumpuni di bidang seni. Mereka juga merupakan seniman yang telah memperoleh reputasi atau pengakuan tingkat nasional,” terangnya.
“Papua kemarin sudah mengusulkan, tetapi orangnya meninggal, sehingga kita akan cari lagi maestro yang terbaik di Papua, sehingga anak-anak bisa dibimbing, bahkan anak-anak bisa tinggal bersama maestro untuk belajar bersama,” tandasnya lagi. (lam/rm)