JAYAPURA (PT) – Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura, Entis Sutisna mengatakan, telah terjadi penurunan debit air sekitar 50 persen dari kapasitas produksi.
“Bulan sebelumnya tidak separah sekarang, yang menjadi masalah untuk intake Entrop sudah sangat kritis, sangat mengkhawatirkan, karena satu aliran sungai ada empat sumber yang menggunakan aliran itu jadi pasokan PDAM harus berbagi,“ jelasnya, Senin (3/9/2018).
Menurutnya, beberapa wilayah terdampak dengan kondisi tersebut seperti di Perumahan Jaya Asri, Belakang Terminal Entrop dan sebagian wilayah Hamadi
Entis menyebut, untuk mengoptimalkan pelayanan di Jaya Asri, air yang dialirkan mulai pukul 16.00 WIT hingga 08.00 WIT.
Selama ini, layanan untuk pelanggan di perumahan tersebut 24 jam.
Untuk wilayah Hamadi, pelayanan kepada pelanggan melalui pipa Kojabu yakni pipa yang besar diperuntukkan ke wilayah tersebut tapi hanya saat kondisi kritis.
Penurunan debit air, kata Entis, juga disebabkan berkurangnya pasokan dari Kampwolker yang melayani pelanggan di sekitar Abepura, jika normal bisa mencapai 60 liter per detik, tapi kini hanya 30 liter per detik.
“Ini hasil pantauan kami pada Sabtu, 1 September 2018. Lalu penyebab lainnya ada aktivitas warga di sekitar Kampwolker, bahkan radius 500 meter ada pemukiman warga. Ini dapat menyebabkan air tergerus,“ paparnya.
Ia melanjutkan, jika kondisi tersebut terus terjadi, suplai air dari Kampwolker hanya bisa bertahan hingga lima tahun mendatang.
Bahkan ia mengingatkan kepada masyarakat dan instansi terkait bahwa hal itu menjadi tanggung jawab bersama.
Sementara itu, Direktur Tehnik PDAM Jayapura, Bastian Kapisa mengatakan, hampir semua wilayah pelayanan PDAM Jayapura mengalami penurunan pasokan, termasuk di wilayah Kabupaten Jayapura.
Hal yang dilakukan agar pelanggan tetap mendapatkan pelayanan air minum adalah mengatur jadwal pasokan. (nan/rm)