JAYAPURA (PT) – Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua akan membangun kios tani dan gudang cadangan pangan di beberapa kabupaten serta pengembangan kawasan rumah lestari dalam rangka mendukung pemenuhan pangan dan gizi keluarga di kampung-kampung.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua Roberth Eddy Purwoko, mengatakan, gudang penampungan tahun lalu sudah ada di Kabupaten Boven Digoel, Mappi, Tolikara, Supiori, Sarmi, Jayapura dan Keerom, dan tahun ini akan dibangun tiga kabupaten.
“Tahun depan pemerintah pusat merencanakan akan memberikan bantuan fasilitas bagi gudang-gudang pangan yang sudah ada di Papua, misalnya lantai jemur, mesin penggilingan padi dan lainnya,” terangnya.
Sementara untuk tahun ini, kata Roberth Eddy, untuk pembangunan tahun ini yang mendapat bantuan hanya pembangunan gudang.
Sentara fasiltas lainnya kemungkinan tahun depan baru akan diberikan. Untuk itu, ada baiknya masing-masing daerah mempersiapkan gudang-gudang cadangan pangan lebih dulu.
Untuk itu, kabupaten dan kota di Papua diinstruksikan untuk membangun gudang cadangan pangan di masing-masing daerah, dengan bekerjasama dengan pemerintah dan instansi terkait seperti Bulog. Keberadaan gudang cadangan pangan sangat dibutuhkan karena banyak memiliki manfaat. Untuk itu, setiap kabupaten/kota diharuskan untuk membangun.
“Ini penting untuk ditindaklanjuti karena memiliki banyak manfaat, seperti ketika terjadi bencana atau rawan pangan bisa di pakai untuk mengantisipasi rawan pangan dan menstabilkan harga,” kata Roberth.
Secara terpisah, Staf Ahli Gubernur Papua Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Ani Rumbiak meminta petani dan masyarakat untuk gencar menanam umbi-umbian dan sagu yang merupakan pangan lokal. Hal ini sebagai upaya untuk membiasakan diri mengkonsumsi pangan lokal.
Sebab menurutnya, tingkat konsumsi beras per kapita penduduk di Papua dari tahun ke tahun cenderung meningkat, sementara konsumsi pangan pokok lainnya seperti umbi-umbian dan sagu menurun.
“Untuk itu, saya minta petani dan masyarakat harus gencar menanam umbi-umbian dan sagu yang bisa dimulai dari pekarangan (halaman) rumah,” kata Rumbiak.(ing/rm)