JAYAPURA (PT) – Serangkaian konflik yang terjadi di Papua, mulai dari Puncak Jaya, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Pegunungan Bintang, Yahukimo dan terakhir di Tolikara, tampaknya disikapi oleh Forkompinda Provinsi Papua dengan menggelar rapat koordinasi dengan tokoh agama dan stakeholder yang digelar di aula Rastra Samara Polda Papua, Selasa (9/10).
Apalagi, konflik antar kelompok warga di beberapa kabupaten itu, hingga menimbulkan korban jiwa dan harta benda.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Pdt Lipiyus Biniluk mengharap jika konflik itu harus segera direspon untuk penyelesaian masalah dan perdamaiannya.
“Kami sarankan untuk membentuk tim khusus daerah konflik emergency respon dari Pemprov Papua. Tim ini agar segera dibentuk secepatnya di daerah-daerah konflik,“ kata Lipiyus Biniluk.
Selain itu, Pdt Lipiyus Biniluk mengimbau agar masyarakat jangan mudah terprovokasi dengan hal-hal yang belum jelas arahnya.
“Sebab, di dalam firman Tuhan, Alkitab tertera sepuluh hukum yang tegas dari Allah jangan membunuh dengan alasan apapun. Jika berhubungan dengan nyawa manusia itu sudah berhadapan dengan undang-undang Allah yang sudah dibuat, dan belum dicabut undang-undang dari Allah,” ujarnya.
Biniluk mengatakan, siapapun orangnya yang membunuh sesama, maka akan berhadapan dengan Allah, karena di dunia ini hamba-hamba Tuhan sudah mengajar hukum itu, di gereja, di mimbar dan dimana-mana saja.
“Mari masyarakat dan seluruh umat beragama mari kalian harus mengendalikan emosi jangan mudah terprovokasi supaya kita bisa masuk sorga yang abadi,” pungkasnya. (jul/rm)