JAYAPURA (PT) – Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs Ahmad Mustofa Kamal didampingi Psikolog Polda Papua, Ipda Rini Dian Pratiwi , SPsi, MPSi menjenguk korban kekerasan seksual yang diduga dilakukan kelompok kriminal sipil bersenjata (KKSB) di Mapenduma yang tengah dirawat di RS Bhayangkara Kotaraja, Senin (29/10).
Usai menjenguk korban, Kabid Humas AM Kamal mengakui jika di Mapenduma belum ada Polsek, sehingga pihaknya akan melakukan pengamanan sesuai perintah Kapolda Papua untuk memberikan perlindungan untuk masyarakat.
“Kejahatan harus kita basmi, bersihkan dan para pelakunya harus kita tangkap serta memproses sesuai hukum yang berlaku,” tegas Kabid Humas AM Kamal.
Dikatakan, pihak kepolisian dengan dua personil sudah berada di tempat kejadian, sehingga diharapkan kekerasan yang diduga dilakukan KKSB dapat teratasi khususnya di Mapenduma, Kabupaten Nduga, agar semua bisa beraktifitas dengan baik dan lancar.
“Semoga guru-guru juga bisa kembali mengajar dan begitu juga dengan tenaga medis, agar sumber daya manusia (SDM) di sana bisa makin baik,” ujarnya.
Sementara itu, Psikolog Polda Papua, Ipda Dian Pratiwi mengatakan, sebenarnya jumlah yang di rawat di RS Bhayangkara dalam khasus Mapenduma ada sekitar 15 orang.
Hanya saja, pihaknya fokus menangani korban yang mengalami trauma akibat kejadian itu, dengan melakukan trauma healing setiap hari kepada mereka terkhususnya untuk anak – anak yang merasa ketakutan akibat penyanderaan di Mapenduma.
“Kita melakukan trauma healing dengan cara menyanyi, berdoa dan menggambar, setelah itu kita kasih salah satu media gambar untuk fisual mereka. Jadi, mungkin dengan gambar mereka bisa menceritakan di bawah alam sadar dan alam sadar mereka,” jelasnya.
Dian Pratiwi mengatakan untuk anak kecil masih sangat trauma selepas kejadian itu, apalagi pada hari pertama saat dirawat, mereka ketakutan dan menendang-nendang petugas.
“Mereka ketakutan. Trauma itu yang ditakuti saat diancam waktu penyanderaan, karena ada oknum yang mengancam akan membunuh orang tua mereka jika melapor ke polisi,“ jelasnya.
Ia menambahkan, setelah beberapa hari mendapatkan layanan trauma healing, anak-anak tersebut sudah mulai berani dan saat di ajak tos anak – anak itu, membalas tos tersebut.
“Kondisi pasien dari awal kita datang ke Wamena sampai sekarang di rumah sakit ini sudah sangat membaik, namun belum bisa diajak berbicara tentang kejadian yang menimpa mereka karena masih ada sedikit rasa trauma,” imbuhnya. (jul/rm)