JAYAPURA (PT) – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan III tahun 2018 tumbuh 6,76 persen, dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Pertumbuhan itu didukung oleh semua lapangan usaha, tetapi pertumbuhan tersebut melambat dari triwulan sebelumnya sebesar 24,90 persen.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa lainnya sebesar 9,53 persen, diikuti pertambangan dan penggalian yang tumbuh sebesar 9,36 persen, jasa perusahaan yang tumbuh 7,99 persen.
“Pertumbuhan yang besar pada lapangan usaha jasa lainnya ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pendapatan usaha yang berkaitan dengan kegiatan hiburan dan rekreasi,“ kata Kepala Bidang Nerwilis BPS Provinsi Papua, Eko Mardiana.
Eko menambahkan, struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Papua menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun 2018 tidak menunjukkan perubahan yang berarti.
Menurutnya, lapangan usaha pertambangan dan penggalian, konstruksi dan pertanian, kehutanan dan perikanan, administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib masih mendominasi PDRB Papua.
“Dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Papua triwulan III tahun 2018 secara year on year (yoy) lapangan usaha pertambangan dan penggalian memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 4,26 persen,“ ungkapnya.
Selain itu, lapangan usaha konstruksi sebesar 0,55 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 0,43 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,42 persen.
Pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2018 yang melambat sesuai perkiraan Bank Indonesia Provinsi Papua. Sebelumnya, Kepala Bank Indonesia Provinsi Papua, Joko Supratikto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Papua pada triwulan tersebut diperkirakan mengalami perlambatan dan berada dikisaran 5,3 – 5,7 persen.
Menurut Joko, dari sisi pengeluaran, perlambatan ekonomi disebabkan oleh normalisasi permintaan pasca berakhirnya periode hari besar keagamaan nasional.
“Dari sisi lapangan usaha penurunan kinerja pertambangan ditengarai akan menyebabkan perlambatan tersebut, namun demikian, perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam akan bertahan oleh baiknya kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan,“ imbunya. (ria/rm)