JAYAPURA (PT) – Komisi II DPR Papua akan mendorong dan memperjuangkan untuk penyelesaian pembangunan pabrik betatas di Arso 4, Keerom pada APBD Induk tahun 2019.
Sebelumnya, pada tahun 2018, pembangunan pabrik betatas itu, tidak dianggarkan. Padahal, pada tahun 2017 sempat dianggarkan sebesar Rp 7 miliar.
“Ya, kami akan memperjuangkan untuk anggaran pembangunan pabrik betatas di Arso 4, Keerom pada sidang APBD Induk tahun 2019,“ kata Anggota Komisi II DPR Papua, Mustakim HR ketika ditemui Wartawan di ruang kerjanya, Selasa (27/11).
Namun, Komisi II DPR Papua bidang Perekonomian berharap agar dalam tahun 2019 nanti, pembangunan pabrik betatas di Arso 4, Keerom itu, sudah dapat selesai dan dapat beroperasi.
Diakui, pada tahun 2018, pembangunan pabrik betatas di Arso 4, Keerom itu tidak dianggarkan dalam APBD, sehingga pihaknya akan mendorong lagi pada tahun 2019 melalui SKPD terkait untuk mengajukan anggarannya.
Di samping itu, kata Mustakim, Komisi II DPR Papua menargetkan agar pabrik betatas di Arso 4, Keerom itu, dapat berproduksi.
Politisi Partai Demokrat ini mengakui, tahun 2017 lalu, Komisi II DPR Papua sempat ngotot agar eksekutif mengalokasikan anggaran pembangunan pabrik betatas itu.
Dan meskipun telah dianggarkan Rp 7 miliar, namun permasalahan saat itu, dana itu tidak terserap habis akibat masa tender dan pekerjaan yang mepet, sehingga tahun 2018 tidak dianggarkan.
“Jadi kami harap dinas terkait dapat menganggarkan kembali 2019, sehingga diakhir 2019 selesai dan pabrik itu sudah berproduksi, karena masyarakat antusias untuk menyuplai bahan baku ke pabrik itu,“ ujar Mustakim.
Dikatakan, saat ini memang bangunan untuk mesin pabrik betatas itu sudah selesai, tetapi bangunan untuk pendukung pabrik betatas itu masih kurang, baik gudang penampungan bahan baku dan hasil produksi, perumahan karyawan belum ada.
Apalagi, imbuh Mustakim, pabrik betatas itu, akan memproduksi tepung betatas, yang dapat diolah menjadi berbagai produk seperti mie instan, kue kering atau basah dan varian produk makanan tambahan lainnya.
“Sebenarnya, banyak varian produk tepung betatas ini. Bahkan, sebenarnya dari luar negeri permintaan cukup tinggi. Jadi saya pikir, untuk pemasarannya tidak terlalu sulit,“ imbuhnya. (ara/rm)