JAYAPURA (PT) – Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Papua menyesalkan pembunuhan terhadap beberapa pekerja PT Istaka Karya yang dilakukan oleh kelompok Kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, Minggu 2 Desember 2018.
Ketua PGI Papua Pdt. Herman Saud mengatakan, pihaknya atas nama gereja turut berbela sungkawa atas kejadian itu.
Menurutnya, korban-korban yang tewas merupakan pekerja yang datang untuk membangun infrastruktur jalan di daerah terisolir.
“Pristiwa itu begitu cepat dan yang menjadi korban orang yang tidak tahu sama sekali, karena mereka hanya datang untuk bekerja. Ini terjadi pada hari Minggu, tentu itu kita sangat sesalkan, karena di Papua ini adalah mayoritas Kristen dan semuanya orang beragama,” katanya, Jumat (7/12).
Ia mengatakan, ajaran agama apapun tidak memperbolehkan membunuh sesama manusia.
Pdt Herman Saut juga tidak mengetahui persis kejadian itu, karena kesulitan akses ke sana.
Namun, PGI merasa penting untuk menyampaikan rasa simpati atas insiden itu.
“Kami sebagai pimpinan gereja di Papua, siapapun itu, kami mengutuk aksi tersebut, apalagi korbannya banyak,” tegasnya.
Dia berjanji akan mengumpulkan data dan informasi, baik dari masyarakat, maupun gereja dan TNI-Polri untuk mendapatkan informasi dan data yang valid.
“Lalu, jika itu terkait dengan hukum, kami rasa penegak hukum akan menindak hal itu. Dan kami harap ke depannya kejadian ini tidak terulang kembali,” katanya.
Pihaknya meminta pemerintah tetap melanjutkan pembangunan untuk membangun daerah tertinggal di pedalaman Papua.
Masyarakat di sana juga diminta tetap tenang dan jangan takut.
“Kita harapkan agar TNI dan Polri tetap melakukan tugasnya untuk menindak oknum yang melakukan hal itu. Dan untuk masyarakat yang ada di situ, kami minta aparat untuk melindungi mereka,” katanya.
Sekretaris PGI Papua, Pdt Petrus Bonya Done, menambahkan, dari sisi gereja, pembunuhan di Nduga itu tidak pantas dan betul-betul menyalahi hukum Tuhan.
“Kita dari sisi gereja sangat menyayangkan akan hal yang terjadi dan tidak sepantas dilakukan oleh sesama manusia,” pungkasnya.(ai/rm)