JAYAPURA (PT) – Wali Kota Jayapura, Dr Benhur Tomi Mano, MM mengatakan, jika Pemerintah Kota Jayapura berencana untuk membangun kereta gantung yang melintasi jantung Kota Jayapura.
“Memang untuk membangun kereta gantung membutuhkan biaya yang cukup besar,” kata Wali Kota Benhur Tomi Mano saat memimpin pertemuan dengan konsultan Prancis EGIS di ruang rapat kantor Wali Kota Jayapura, Selasa (22/1).
Rencananya, kata Wali Kota yang akrab disapa BTM ini, rute konstruksi kereta gantung yang menghubungkan Bhayangkara, Base G, Abepantai dan Polimak Pemancar.
“Saya mau Bapeda Kota dari TVRI Puncak Bhayangkara ke Polimak Pemancar tulisan Jayapura City ini semua masuk dalam perencanaan e-Plaining dan e-Budeting,” katanya.
Dalam pembangunan kereta gantung yang panjangnya diperkirakan 1,3 kilomter itu, tentu harus memperhatikan fisik tanahnya.
Bahkan, BTM berharap sebelum tahun 2022 dimana masa jabatannya berakhir semua pekerjaan kereta gantung telah selesai termasuk Rumah Sakit Tipe C di Koya, Distrik Muaratami.
“Saya minta dinas terkait baik Bappeda dan Dinas Perhubungan saling koordinasi dengan Dinas PUPR kota untuk membuat studi klayakan dan tinjau lokasi ke lapangan,” katanya.
Dikatakan, pembangunan kereta gantung itu, diperkirakan panjangnya sekitar 1 kilometer dan diperkirakan akan menelan anggaran Rp 100 miliar.
Oleh sebab itu, kata Wali Kota yang akrab disapa BTM ini, dana APBD Kota Jayapura terbatas hanya Rp 1,3 triliun, belum lagi untuk mengatasi banjir dan longsor yang terjadi di Kota Jayapura ketika musim hujan.
“Dana kita terbatas untuk membangun kereta gantung, sehingga kami minta Pemprov Papua dan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional dapat memberikan bantuan dana,” katanya.
Terkait pertemuan dengan konsultan dari Perancis ini, diikuti oleh jajaran OPD kota dan Bappeda Provinsi Papua, BBPJN Papua dan Dinas Perhubungan Provinsi Papua. (ket/rm)