JAYAPURA (PT) – Pemerintah Provinsi Papua meminta masyarakat tidak terprovokasi atas adanya kasus pengrusakan rumah milik warga yang diduga dilakukan oleh Jafar Umar Thalib dan enam pengikutnya yang saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Papua.
Hal ini ditegaskan Sekretaris Daerah Papua, TEA. Hery Dosinaen, SIP, MKP, M.Si saat menerima aksi damai ribuan masyarakat Papua yang tergabung dari Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), Persekutuan Gereja Gereja di Tanah Papua (PGGP), serta sejumlah organisasi mahasiswa dan pemuda yang berunjuk rasa di halaman kantor Gubernur, Senin (4/3/2019 ).
“Untuk itu, kami menghimbau kepada masyarakat di tanah Papua, jangan terprovokasi dengan masalah ini, biarlah masalah ini ditangani oleh pihak yang berwajib sesuai aturan yang berlaku,” imbaunya.
Pemerintah Provinsi Papua mendukung aspirasi ribuan masyarakat Papua yang mendesak agar Mantan Panglima Laskar Jihad dan pendiri Pondok Pesantren Ihya’as Sunnah di kabupaten Keerom, Jafar Umar Thalib dan pengikutnya segera dipulangkan ke daerah asalnya di tanah Jawa.
Hal ini menyusul keresahan masyarakat atas keberadaan Jafar Umar Thalib beserta pengikutnya di bumi cenderawasih.
Keresahan masyarakat Papua bukannya tanpa alasan, mengingat jejak rekam JUT dan laskarnya yang diketahui pernah terlibat dalam konflik SARA di Ambon, Maluku, 20 tahun silam.
“Pada prinsipnya pemerintah Papua mendukung apa yang disampaikan perwakilan smeua unsur termasuk unsur agama. Artinya kita sudah bulat tolak Jafar Umar Thalib dan pengikutnya. (Mereka) harus tinggalkan Papua,” seru Sekda Hery yang disambut riuh tepuk tangan para pengunjuk rasa.
“Saya menerima aspirasi yang disampaikan dan kami pemerintah siap mengawal. Semua aspirasi yang disampaikan kami akan laksanakan,” serunya lagi.
Dikatakan, Papua ini memiliki lima suku selain itu juga di Papua ada berbagai suku dari provinsi lain, yang mana selama ini menjaga toleransi di Papua.
“Yang jelas, Papua ini tanah damai. Kita harus tetap bersatu dan menjaga toleransi, menjaga kebenekaragaman dan keharmonisan, jangan sampai ada pihak lain yang ingin memprovokasi keadaan, ataupun melakukan hal-hal ini menjadi tidak nyaman,” katanya mengingatkan.
Ditempat yang sama, Ketua FKUB Papua, Pdt. Lipius Biniluk menyatakan, inti dari aspirasi deniminasi gereja adalah Ja’far Umar Thalib dan para pengikutnya harus angkat kaki dari tanah Papua.
Sebab menurutnya, agama tidak mengajarkan untuk membunuh, oleh karena itu, karena mereka sudah membawa golok dan parang maka mereka harus dipulangkan ke kampung halamannya.
“Tidak ada agama yang mengajarkan membunuh, Ja’far Umar Thalib dan para pengikutnya harus angkat kaki dari tanah Papua,” seru Lipiyus
Sementara itu, tokoh Muslim Papua, Thaha Alhamid mengaku, kita semua tak ingin Papua seperti Ambon, Poso dan Sampit, maka itulah kita harus mengawal proses hukum yang sedang berlangsung di Polda Papua.
“Ja’far Umar Thalib dan pengikutnya harus di hukum kita semua harus kawal proses hukum sampai tuntas,” katanya.
Sementara, Ketua KNPI Papua, Alberto Wanimbo menyerukan agar Bupati Keerom, Muhammad Markum diturunkan dari jabatannya karena tidak tegas terhadap Jafar Umar Thalib dan pengikutnya yang terus mengembangkan paham radikalismenya di wilayah Keerom.
“Kami tidak mau ada kekerasan di tanah ini (Papua). Sebab tanah ini tanah Injil yang diberkati Tuhan. Kami minta Presiden, Gubernur, polda Papua harus pulang Jafar Umar Thalib dan pengikutnya. Kami tidak mau kejadian di Iran, Syiria juga terjadi di tanah ini. Kami tidak mau ada konflik horisontal terjadi diantara masyarakat Papua,” serunya. (ing/rm)