JAYAPURA (PT) – Pemerintah Provinsi Papua berencana akan menggabungkan pelaksanaan Festival Kopi Papua 2019 dan Festival Pariwisata yang akan dijadikan agenda tahunan.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Papua, Jhon Nahumuri mengaku, penggabungan kedua pelaksanaan tersebut sementara diupayakan agar dapat dilaksanakan secara bersamaan.
“Kita harapkan festival ini bisa bersinergi dengan festival pariwisata dan budaya yang ada di Papua, yang terpenting Festival Kopi Papua harus dijadikan agenda tahunan,” kata Nahumuri.
Untuk menghadapi ivent tersebut, Pemerintah Provinsi Papua akan berusaha menyiapkan produki kopi dari kabupaten lainnya karena secara kualitas bisa dianggap cukup baik dan diyakini dapat diterima oleh pasar.
“Nanti kita atur baik untuk kopi-kopi dari daerah untuk bisa dilelangkan, terutama terkait dengan persyaratannya. Juga terkait dengan jumlah produksinya yang harus kita sepakati bersama, termasuk hal lain yang mempengaruhi harga,” bebernya.
Diakuinya, bila pada pelaksanaan di 2018, kopi asal Tiom, Kabupaten Lanny Jaya menjadi produk yang paling dikenal karena hasil lelangnya memecahkan rekor kopi termahal.
Selama ini kopi yang bisa disejajarkan dengan kopi Tiom diantaranya kopi dari Pegunungan Bintang, juga ada dari kawasan adat Lapago dan Mepago, semua akan didorong untuk memamerkan produknya.
Pihaknya akan segera berkordinasi dengan kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Papua sebagai inisiator penyelenggara Festival Kopi Papua agara kegiatan tersebut skalanya dapat diperbesar.
“Kita mendukung pelaksanaan Festival Kopi Papua 2019 dan kami akan berkordinasi dengan BI agar kegiatan ini bisa betul-betul membawa dampak pada peningkatan pendapatan petani dan semua pelaku usaha kopi yang ada di Papua,” tambahnya. (ing/rm)