DETROIT (PT)- Mahasiswa Papua yang sedang menimba ilmu di berbagai universitas di luar negeri baik di Asia, Australia, Eropa dan Amerika Serikat diminta untuk menyelesaikan studinya tepat waktu.
Mahasiswa program studi strata satu atau Sarjana (S1) dan Magister (S2) wajib on time menyelesaikan studinya.
Hal itu ditegaskan Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH saat bertemu dengan mahasiswa Papua dari Western Michigan University, Minggu sore (12/4/2019) Detroit Marriott at the Renaissance Center Hotel, Detroit Michigan
“Saya minta anak-anak dapat menyelesaikan studi tepat waktu. Program S1dan S2 dapat menyelesikan studinya dengan cepat,” katanya.
Menurut Gubernur, penyelesaian studi tepat waktu sangat membantu Pemerintah (Pemprov) Provinsi Papua.
Selain efisiensi dari sisi anggaran, juga memberikan kesempatan kepada anak-anak asli Papua yang lain untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi dalam negeri maupun diluar negeri.
“Saya mengapresiasi anak-anak kita yang menyelesaikan kuliah tepat waktu. Selamat dan sukses,” ujar Enembe.
Ditempat yang sama Ketua Tim Penggerak PKK Papua, Ny. Yulce Enembe mengingatkan mahasiswa dan mahasiswi di Amerika untuk bersekolah dengan baik dan tidak terjerumus dalam kegiatan negatif seperti mengkonsumsi Minuman Keras (Miras), Narkoba dan pergaulan bebas.
Mama Papua juga mengajak mahasiswa dan mahasiswi untuk menjaga kepercayaan yang telah diberikan pemerintah mengikuti studi diluar negeri.
“Sebagai mama mewakili mama-mama Papua, saya minta anak-anak untuk sekolah dengan baik dan tidak ikut kegiatan yang negatif,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Biro (Karo) Otonomi Khusus (Otsus) Setda Provinsi Papua, Aryoko F Rumaropen, SP. Meng menjelaskan, Pemprov Papua memberikan limit waktu kurang lebih enam tahun bagi mahasiswa Papua yang berada di dalam dan luar ngeri untuk menyelesaikan studinya.
Batas waktu tersebut sudah termasuk dengan pembinaan selama satu tahun ketika para mahasiswa memulai program studinya.
“Waktu 6 tahun untuk mahasiswa itu sudah termasuk pembinaan 1 tahun ketika mereka dibina sebelum melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. 5 tahun waktu adalah waktu yang cukup untuk selesai kuliah,” jelas Rumaropen.
Hingga saat ini, kata Karo Otsus, jumlah mahasiswa yang kuliah di Western Michigan University (WMU) sebanyak 27 orang.
Dan yang menghadiri pertemuan dengan Gubernur sebanyak 20 mahasiswa, dua orang diantaranya yakni Albertha Atiop Kendom dan Clarita Ester Maniagasi di wisuda tahun ini.
“Mahasiswa kita di WMU ada 27 orang dan 2 mahasiwa/i tahun ini diwisuda,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakannya bahwa tahun 2019, mahasiswa Papua penerima beasiswa Otsus cukup banyak yang diwisuda.
Diantaranya 7 mahasiswa yang sudah wisuda di Corban University, 2 orang di WMU.
“Ada beberapa juga yang yang sudah menyelesaikan studi S1 dan S2. Jadi tahun ini cukup banyak yang di wisuda dan ini adalah hasil dari kebijakan bapak Gubernur Enembe mengirim anak-anak Papua kuliah di berbagai perguruan tinggi,” bilang Aryoko.
Rumaropen menambahkan mahasiswa yang kuliah di WMU merupakan anak-anak asli Papua binaan Jakarta International College (JIC).
“JIC adalah mitra dari Pemprov Papua. Sebelum anak-anak kita di kirim belajar keluar negeri, mereka dibina dan ditrainning di JIC untuk kursus bahasa inggris dan pengetahuan umum lainnya,” ungkap Aryoko menambahkan bahwa seleksi penerima beasiswa Otsus yang sedang berlangsung melibatkan JIC selaku pihak independen. (ans/rm)