JAYAPURA (PT) – Sebagai tindak lanjut Memorandum of Understanding (MoU), Dosen Fakultas Perikanan, Ilmu dan Kedokteran Hewan Universitas Rhode Of Island Amerika Serikat Profesor Michael A Rice, mengunjungi Pemerintah Provinsi Papua, Senin, (27/5).
Kedatangan Profesor Michael A Rice dan tim diterima langsung oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Sekda Papua, Doren Wakerkwa, SH didampingi Asisten II Papua Noak Kapissa, Kepala Biro Otonomi Khusus (Otsus) Setda Provinsi Papua, Aryoko F Rumaropen, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Papua, FX Motte dan tim dari Universitas Cenderawasih Jayapura.
Doren Wakerkwa usai pertemuan mengatakan, kedatangan Profesor Michael A Rice untuk menindaklanjuti kerjasa sama Universitas Rhode Of Island Amerika Serikat dengan Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura akan membuka fakultas perikanan dan ilmu kelautan.
“Jadi, dua minggu lalu Gubernur Papua sudah menandatangani MoU dengan Universitas Rhode Of Island, tujuannya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua ke depan,” kata Doren.
Doren optimis dengan kerjasama akan berdampak positif bagi SDM anak-anak Papua nanti.
Oleh karena itu, diharapkan kepada Biro Otonomi Khusus dan Dinas Kelautan dan Perikanan untuk merekrut anak-anak asli Papua maupun ASN yang ada instansi terkait.
Namun, kata Doren yang sangat penting adalah anak-anak asli papua harus memiliki pengetahuan tentang bahasa Inggris sebelum memulai persiapan TOEFL.
“Semakin tinggi tingkat penguasaan bahasa Inggris maka pelung untuk sekolah di AS semakin terbuka,” imbuhnya.
Sementara itu, Profesor Michael A Rice optimis dengan didirikannya fakultas perikanan dan ilmu kelautan di Uncen Jayapura akan berdampak bagi pemerintah daerah.
Pasalnya, dengan pengembangan dan penerapan teknologi yang modern dapat meningkatkan ekonomi sekaligus menjaga kelanjutan sumber daya kelautan di tanah Papua.
“Di Galilea Fishing Port, para kepala nelayan diajarkan di Universitas Rhode Of Island terkait teknologi kelautan dan perikanan sehingga hasil tangkapan mereka dengan mudah di ekspor ke luar negeri ke Jepang, China dan Eropa dan menghasilkan uang yang banyak,” jelasnya.
Michael menambahkan, dampak langsung dari penerapan teknologi kelautan dan perikanan itu diantaranya adalah penangkapan hasil laut seperti ikan, lobster, cumi-cumi dan lainnya dilakukan menggunakan peralatan ramah lingkungan.
Dan didukung teknologi satelit, informasi dan komunikasi sehingga nelayan dengan mudah menangkap hasil laut sesuai ukuran standart nasional dan pasar internasional.
“Teknologi canggih mempermudah nelayan menangkap dan mengekspor hasil tangkapan dengan cepat, efesien dan menguntungkan. Dan yang terpenting kelanjutan sumber daya kelautannya terjaga,” bilang professor Amerika itu.
Pada kesempatan itu, Profesor Michael mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) untuk pengembangan perikanan dan pendirian fakultas fakultas perikanan dan ilmu kelautan. (lam/rm)