NDUGA (PT) – Satuan Tugas (Satgas) YR 321/GT saat ini sedang melaksanakan tugas pengamanan di Kabupaten Nduga dalam rangka pembangunan jalan trans Papua khususnya pembangunan jembatan yang sempat terhenti akibat adanya insiden berdarah dan sangat biadap yang terjadi 1 Desember 2018 lalu dimana 28 orang karyawan PT. Istaka Karya dibantai secara sadis tanpa perikemanusiaan oleh gerombolan kelompok separatis bersenjata (KSB) Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Dalam insiden itu, 17 orang karyawan tewas secara mengenaskan dan jenazahnya dibiarkan berhari-hari tergeletak di TKP sebagai umpan.
Pada saat aparat keamanan datang untuk melaksanakan evakuasi, KSB kembali menyerang aparat. Empat orang hingga kini masih dinyatakan hilang dan nasibnya belum diketahui.
Ditengah-tengah pelaksanaan tugasnya sebagai satuan pengamanan, anggota Satgas YR 321/GT dipimpin oleh Letda Ckm dr. M Barkah aktif melaksanakan pelayanan dan pembinaan kesehatan terhadap rakyat di pedalaman Kabupaten Nduga.
Pada berberapa tempat, Satgas YR 321/GT menyiapkan tempat air bersih untuk masyarakat, karena secara umum masyarakat mendapatkan air untuk dikomsumsi jauh ke sungai-sungai dan belum tentu bersih.
Disamping itu, anggota Satgas juga membimbing masyarakat terutama anak-anak untuk menjalani pola hidup sehat.
Misalnya membiasakan mandi, cuci kaki dan tangan menggunakan sabun, gosok gigi dan lain-lain.
Karena itu, TNI menyiapkan sabun cuci, pasta gigi, sikat gigi dan bahan lainnya yg digunakan sebagai media untuk menjelaskan kepada masyarakat dan anak-anak tentang pentingnya pola hidup sehat, sekaligus barang-barang tersebut dibagikan kepada masyarakat.
Hal yang sangat memperihatinkan bahwa rendahnya pemahaman rakyat tentang pola hidup sehat yang mengakibatkan sangat rentang terhadap wabah penyakit.
“Misalnya kebiasaan mandi tidak menjadi kebutuhan warga pedalaman. Mereka mandi hanya apabila kebetulan kehujanan, atau harus menyeberangi sungai, itupun hanya sekedar membasahi badan tampa upaya membersihkan dengan menggunakan sabun. Demikian pula kebiasaan cuci tangan sebelum makan hampir tidak pernah dilakukan,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi.
Selain menjelaskan tentang pentingnya air, TNI juga mengajak anak-anak di Distrik Mbua maupun di tempat-tempat lain untuk mencoba “Cuci Tangan 6 Langkah” yang merupakan salah satu kampanye WHO untuk kebersihan diri berupa tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman.
“Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit karena tangan seringkali menjadi media yang membawa kuman berpindah dari satu orang ke orang lain,” jelasnya.
Kegiatan itu, mendapat respon yg baik dari masyarakat hal tersebut terlihat dari masyarakat.
Selain itu kedekatan anggota Satgas YR 321/GT dengan anak-anak yang bersedia untuk diajari secara langsung dengan cara bermain untuk membersihkan tangan dengan air bersih yang sudah disiapkan.
Kapendam mengharapkan setelah pembangunan infrastruktur ini selesai maka rakyat akan semakin mudah mendapatkan akses pelayanan kesehatan, pendidikan serta kesempatan untuk hidup layak guna mewujudkan keadilan sosial menyentuh sampai ke warga pedalaman. (ist/rm)