JAYAPURA (PT) – Pelaksanaan Musda ke III Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Jayapura, yang dibuka secara langsung oleh Asisten II Sekda Kota Jayapura, M Nujainuddin Konu di salah satu hotel di Kota Jayapura, Jumat, (12/7).
Ketua PPNI Kota Jayapura, Yoma Lisapaly mengatakan pelaksanaan Musda III untuk memilih kepengurusan yang baru lima tahun ke depan.
Dalam upaya pengembangan keperawatan dalam pemberian pelayanan ke masyarakat, sehingga dapat dipastikan bahwa masyarakat dapat  mendapatkan pelayanan yang maksimal dan kompeten.
“Perawat merupakan garda terdepan dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, oleh sebab itu kinerja mereka harus mendapatkan apresiasi dari semua pihak, karena tanpa perawat pelayanan kesehatan tidak dapat berjalan dengan baik. Tanpa perawat, dokter tidak bisa bekerja, tanpa dokter perawat bisa bekerja. Itulah kehebatan seorang perawat,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, dalam UU No 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, maka semua perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang masa berlaku lima tahun dan untuk perpanjangan perawat wajib mengumpulkan 25 SKP dan apabila perawat yang tidak memiliki STR, maka status kepegawaian akan dialihkan dari fungsional perawat kebagian administrasi atau puskesmas.
Oleh sebab itu, lanjutnya, PPNI terus berusaha untuk mendampingi perawat dalam proses pengurusan STR dan perpanjangan STR serta Surat Ijin Peraktek Perawat (SIPP) yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota Jayapura melalui Badan Pelayanan Satu Pintu.
Selain itu, sudah ada 87 persen perawat di Kota Jayapura yang memiliki STR dan sisanya masih proses pengurusan STR.
“PPNI memiliki angota terbanyak, dimana jumlah perawat yang ada di Kota Jayapura sebanyak 1.603 orang yang tersebar di rumah sakit dan puskesmas maupun pustu dan juga kampus keperawatan,” ungkapnya.
Sementara itu, Asisten II Sekda Kota Jayapura, M. Nurjainudin Konu mengatakan, perawat menjadi tulang punggung pelayanan kesehatan dimana Kota Jqyapura mempunyai program strategis untuk meningkatkan kwalitas dan bekerja dengan hati nurani.
“Tentu bukan rahasia umum lagi, terkadang masyarakat mempunyai keluhan pelayanan, maka melalui PPNI ini menjadi mediator untuk dalam pelayanan kesehatan dan hak mereka, jangan sampai terbengkalai dan mengakibatkan pelayanan tidak maksimal. PPNI mempunyai kontribusi besar untuk membina kwantitas dan kwalitas pada perawat ini,” ujarnya.
Ditambahkan, Kota Jayapura belum memiliki rumah sakit umum, meski sudah ditunjang dari beberapa rumah sakit di Kota Jayapura, diharapkan nantinya pemerintah kota akan mempunyai rumah sakit tipe C yang direncanaan akan di bangun di Muara Tami yang berbatasan langsung antara Indonesia dan Papua New Guine.
“Sesuai dengan arahan wali Kota Jayapura akan membuat rumah sakit tipe C di wilayah Muara Tami Sehingga menjadi rumah sakit yang strategis karena dibangun di wilayah perbatasan RI- PNG,” pungkasnya. (ai/rm)