JAYAPURA (PT) – Kehidupan di Pasar Mama Papua, Kota Jayapura menjadi pemandangan yang umum bagi puluhan anak Papua.
Hampir setiap hari, anak-anak ini berada di Pasar Mama Papua, bukan untuk menjadi pedagang, tetapi anak-anak ini selalu dibawa oleh sang mama dalam aktifitas berdagang.
Namun, hari Selasa, 23 Juli 2019 yang biasa diperingati sebagai  Hari Anak Nasional, anak-anak mendapatkan tamu istimewa.
Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Provinsi Papua sengaja bertemu anak-anak sekadar untuk bermain bersama dan memberikan buku bacaan, kamus bahasa Inggris bergambar, boneka bahkan kebutuhan lainnya.
Ketua FJPI Provinsi Papua, Yuliana Lantipo berterima kasih dengan semua pihak yang sudah berbagi buku, boneka atau kelengkapan sekolah lainnya untuk anak-anak yang biasa melakukan belajar mengajar di lantai 3 Pasar Mama Papua.
“Kami juga berterima kasih kepada Pak Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua dan semua pihak yang sudah memberikan donasi hari ini, untuk anak-anak di Pasar Mama Papua,” katanya dalam release yang diterima Papuatoday.com.
Tepat pada Hari Anak Nasional ke 35, FJPI Provinsi Papua sengaja menggalang sumbangan buku dari berbagai pihak dan sesama jurnalis dan menyerahkannya untuk Kelompok  Bimbingan Belajar di Pasar Mama Papua.
Apalagi, kata Yuliana, kelompok belajar ini telah menyebarkan kebutuhan 200 kamus bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris yang disebarkan lewat media sosial, guna mewujudkan wajib bahasa Inggris bagi anak didiknya yang akan dimulai pada Agustus 2019.
Pendeta Naomi Selan, selaku Penanggung Jawab Bimbingan  Belajar anak anak di Pasar Mama Papua turut berterima kasih kepada semua pihak yang berdonasi hari ini.
Pdt. Selan menjelaskan, kegiatan bimbingan belajar itu sudah lama dilakukan, tapi memang masih banyak yang anak anak perlu seperti alat peraga belajar dan buku-buku.
Terakhir, kelompok bimbel di pasar ini sedang menggalang kebutuhan kamus berbahasa Inggris.
“Kami senang  sekali dengan kedatangan kakak kakak Jurnalis  hari ini karena mimpi anak anak ini akhirnya terwujud,” ujarnya.
Ada 300-an anak asli Papua yang setiap hari bergantian ke tempat bimbingan belajar ini.
Anak-anak itu merupakan anak dari mama pedagang asli papua yang berjualan di pasar tersebut.
“Ada 20-30 orang relawan yang membantu anak-anak untuk mewujudkan mimpinya, belajar apapun di tempat ini. Berhitung, membaca, menulis dan sekarang kami ingin semua anak-anak bisa bisa memahami dan menggunakan bahasa Inggris,” ujarnya.
Naomi mengklaim mimpi yang sedang diwujudkan saat ini adalah ide gila, namun ia yakin dengan kemauan dan kerja keras semua pihak bisa mewujudkan mimpi ini. (ist/rm)