JAYAPURA (PT) – Brigpol Anumerta Heidar, anggota Polda Papua yang gugur dalam tugas penyelidikan ditangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua, pada Senin, 12 Agustus 2019, akhirnya tiba di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa sore, (13/8).
Jenazah korban diterima dengan upacara kepolisian yang dipimpin langsung Dansat Brimob Polda Sulawesi Selatan, Kombes. Adeni Muhan Daeng Pabali.
Dansat Brimob Polda Papua, Kombes Jeremias Rontini juga ikut mendampingi keluarga serta jenazah korban yang dimakamkan di Desa Siawung, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, sore tadi.
Sebelumnya, jenazah Brigpol Heidar diterbangkan pagi tadi menggunakan pesawat caravan Jhonlin Air PK-JBC dari Bandara Ilaga. Kabupaten Puncak menuju Mozes Kilangin di Timika.
Upacara pemberangkatan jenazah dipimpin langsung Kapolda Papua, Irjen Pol. Rudolf Alberth Rodja dengan didampingi Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI. Yosua Pandit Sembiring.
Jenazah kemudian diterbangkan menuju bandara Sultan Hasanuddin Makassar pada pukul 12.15 WIT.
Brigpol Heidar lahir pada 17 Juli 1995 di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.
Ia adalah anak tunggal dari pasangan Kaharuddin-Nurhaeda.
Heidar merupakan anggota Ditreskrimum Polda Papua yang diperbantukan di Polres Puncak Jaya guna mengamankan wilayah pegunungan tengah.
Daerah ini dianggap rawan dari berbagai gangguan KKB dibawah pimpinan Lekagak Telenggen Cs dan kerap melakukan penembakan terhadap sipil pendatang dan aparat kemanan.
Anumerta Heidar meninggal dalam tugas penyelidikan sebuah kasus usai disandera beberapa orang anggota KKB di Kampung Usir, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Senin, 12 Agustus 2019 pukul 11.00 WIT.
Jasadnya ditemukan oleh tim gabungan TNI/Polri dengan dipenuhi luka sadis di sekitar semak pinggiran sebuah kali, setelah 6,5 jam penyanderaan.
Sementara, anggota KKB itu memanfaatkan warga sebagai tamengnya.
“Korban dikenal sebagai anggota Polri yang berprestasi dan mahir berbahasa Jerman. Anumerta Heidar bertugas setelah menyelesaikan pendidikan di SPN Polda Papua pada 2015, lalu ditempatkan di Polres Lanny Jaya dengan jabatan Bintara Reskrim selama dua tahun,” kata Juru Bicara Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal.
Kombes Kamal menggambarkan sosok Heidar sebagai seorang anggota Polri yang loyal pada institusi, disiplin, supel dan bertanggung jawab dalam tugas yang diberikan pimpinan.
Selama lima tahun terakhir, almarhum Heidar berhasil menuntaskan 11 kasus kriminal.
“Pada 2017 lalu Anumerta mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Kapolri atas keterlibatannya dalam pembebasan sandera warga sipil oleh KKB di Kampung Banti, Tembagapura, Kabupaten Mimika,” jelas Kamal.
Seperti dikabarkan sebelumnya, peristiwa penyanderaan itu bermula pada Senin, 12 Agustus 2019, ketika Brigpol Heidar dan rekannya Bripka Alfonso Wakum sedang menggunakan sepeda motor melintas di daerah Kampung Usir.
Keduanya menghentikan motornya lantaran dipanggil oleh seorang warga setempat, yang yang dikenal akrab sepanjang 1,5 tahun bertugas di Puncak.
Selanjutnya, Briptu Heidar mendekati warga itu dan sempat berkomunikasi.
Tiba-tiba, sekelompok orang tak di kenal keluar dari semak dan menghadang korban disertai intimidasi.
“Melihat kejadian itu, Bripka Alfonso langsung meninggalkan lokasi kejadian dan melaporkan kejadian itu ke Markas Polres Puncak Jaya,” imbuhnya. (mt/rm)