JAYAPURA (PT) – Ribuan massa yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat Papua ini tak terima atas tindakan persekusi yang dilakukan oleh organisasi masyarakat di Kota Surabaya, yang menghina mahasiswa Papua dengan kata rasisme.
Mereka melakukan unjuk rasa dan menduduki halaman Kantor Gubernur Papu, Senin, 19 Agustus 2019.
Setelah melakukan long march dari Abepura dan sejumlah titik kumpul.
Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH didampingi Sekda Hery Dosinaen, Ketua DPR Papua, Yunus Wonda dan anggota, Ketua MRP, Timotius Murib bersama anggota bersama Kapolda menemui ribuan massa itu.
Dihadapan ribuan massa, Gubernur Lukas Enembe menyatakan jika dirinya telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pasca kericuhan yang terjadi di Malang dan asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Kota Surabaya, Sabtu, 17 Agustus 2019.
Penyampaian Gubernur Enembe ini juga telah direspon baik oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dengan meminta maaf kepada Enembe serta masyarakat Papua dan Papua Barat.
Gubernur Jatim Khofifah berharap masyarakat Papua menerima permintaan maafnya serta menginginkan situasi kamtibmas di dua provinsi ini dapat segera kondusif.
“Saya sudah sampaikan ini kepada Gubernur Jawa Timur bahwa kita tidak bisa dilecehkan demikian. Dan saya akan sampaikan aspirasi adek-adek mahasiswa kepada pemerintah pusat. Orang Papua bukan keturunan dari kera. Orang Papua punya harga diri dan martabat yang sangat tinggi dan sama seperti masnusia mana pun,” ujar Enembe dengan penuh kesal yang disambut hangat ribuan massa.
Bahkan, Gubernur Enembe mempertanyakan mengapa masih ada saja orang yang berfikiran layaknya penjajah di masa peringatan hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74 ini.
Dalam waktu dekat, Enembe bersama forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopinda) Papua akan menyampaikan aspirasi mahasiswa dan masyarakatnya ke pemerintah pusat dan Jawa Timur.
Di tempat yang sama, Kapolda Papua, Irjen Pol. Rudolf Alberth Rodja menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Gubernur Papua serta ribuan massa yang telah menyampaikan aspirasinya dengan damai.
“Kami memberikan apresiasi yang tinggi atas penyampaian aspirasi yang damai oleh adik-adik mahasiswa dan masyarakat yang ada di Kota Jayapura. Polda Papua ikut mengawal aksi massa mulai dari titik keberangkatan hingga sampai di sini (kantor gubernur), begitu juga saat pulang nanti kami siapkan kendaraan,” kata Kapolda Rodja saat ditemui sejumlah awak media.
Irjen Albert Rodja yang juga pernah menjabat sebagai Kapolda Papua Barat ini pun mengimbau semua pihak untuk tetap menahan diri serta menjaga situasi kondusif di Papua.
“Kami berharap masyarakat tidak melakukan tindakan-tindakan inkonstitusional yang dapat merugikan banyak orang,” imbaunya seraya mengatakan jika pihaknya bersama Forkopinda segera bertemu untuk mencari solusi, lalu meninjau langsung asrama mahasiswa Papua (ASP) di Jawa Timur untuk memberi jaminan keselamatan selama tinggal dan studi di kota pahlawan itu.
Pantauan Papuatoday.com, ribuan massa bergerak dari empat titik sejak pukul 08.00 WIT mulai dari Kampus Uncen di Perumnas III Waena, Expo Waena, Abepura dan Kota Jayapura.
Mereka melakukan long march dari lampu merah Abepura menuju Taman Imbi tepat di depan Kantor DPR Papua di Kota Jayapura, yang berjarak sekira 14 kilometer.
Kemudian berakhir di Kantor Gubernur Papua yang berada di Jalan Soa Siu Dok II Bawah.
Aksi tersebut menyebabkan arus lalu lintas macet total, demikian juga perekonomian masyarakat di Kota Jayapura lumpuh.
Fakta ini menyusul tutupnya seluruh toko di Kota Jayapura karena takut menjadi sasaran para pengunjuk rasa sejak pukul 10.00 WIT hingga 17.00 WIT.
Kasubbag Humas Polres Jayapura Kota Iptu Jahja Rumra menyebutkan, 379 personel ditambah dari unsur TNI telah dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi demontrasi tersebut.
Suasanan sepanjang koridor kota yang biasa ramai mendadak lengang dan tegang.
Seperti pengakuan Adi, salah satu warga Argapura, Distrik Jayapura Selatan. Ia merasa ketakutan atas aksi massa yang terjadi hari ini.
“Saya mau ke Argapura tetapi takut karena massa banyak. Mereka sempat lempar-lempar lagi,” akunya saat berada di kawasan Buncend II Entrop. (mt/rm)