KEEROM (PT) – Menyikapi sejumlah dinamika yang terjadi di tengah masyarakat Papua akhir-akhir ini, Satgas Pamtas RI-PNG 713/Satya Tama bersama dengan pemerintah Kabupaten Keerom, menggelar Dekalrasi Satu Nusa Satu Bangsa untuk Papua Damai yang berlangsung di Kampung Kibay, Distrik Arso Timur, yang berbatasan langsung dengan negara tentangga Papua New Guinea (PNG), Selasa, (24/9).
Dansatgas Yonif 713 Satya Tama, Mayor Inf. Dony Gredinan mengatakan, deklarasi Satu Nusa Satu Bangsa untuk Papua Damai ini dilakukan untuk kembali menyatukan warga agar mereka bisa terus bergendengan tangan satu dengan lainnya, dalam menjaga kedamaian dan persatuan, sehingga kondusifitas keamanan di wilayah perbatasan bisa terus terjaga dengan baik.
Sebab, kata Danyon Mayor Dony, kawasan perbatasan adalah beranda NKRI yang akan menjadi etalase terdepan dan wajah NKRI di Tanah Papua.
“Untuk itu, apapun latar belakang suku, dan agama yang ada di tengah masyarakat, hal itu tidak boleh menjadi penghambat dalam menjalin kebinekaan, malah sebaliknya, berbagai perbedaan itu harus dimanfaatkan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan antar anak bangsa, sehingga mereka tidak mudah terpecah belah terutama akibat hasutan-hasutan dari oknum oknum tidak bertanggungjawab, yang tidak ingin melihat adanya kedamaian dan persatuan di tengah masyarakat,” katanya.
Danyon Mayor Dony menambahkan, berbagai dinamika yang terjadi di tengah masyarakat saat ini merupakan imbas dari adanya provokasi dari kelompok kelompok yang tidak bertanggung jawab.
Untuk itu, melalui kegiatan deklarasi Satu Nusa Satu Bangsa untuk Papua Damai, pihaknya ingin menciptakan pagar hidup di tengah masyarakat yang bisa menghalau berbagai hasutan hasutan yang bertujuan untuk menciptakan ketidakstabilan kemanan di tengah masyarakat.
Sementara itu, Wakil Bupati Keerom, Piter Gusbager memberikan apresiasi kepada Yonif 713/Satya Tama yang telah menggelar deklarasi Satu Nusa Satu Bangsa untuk Papua Damai, di beranda NKRI di Kabupaten Keerom.
“Hal ini sangat sesuai dengan dinamika terjadi di tengah masyarakat saat ini, untuk itu apa yang telah dilakukan Satgas Pamtas Yonif 713 Satya Tama bukan lah semata-mata untuk melaksanan pertahanan keamanan di wilayah perbatasan, tetapi lebih dari itu, kegiatan ini adalah sebuah media perekat persatuan antar anak bangsa yang memiliki perbedaan kepercayaan, etnis dan lain sebagainya, dimana perbedaan itu semuanya terangkai dalam sebuah deklarasi Satu Nusa Satu Bangsa, untuk Tanah Papua yang lebih damai,” jelasnya.
Wabup Gusbager menambahkan, apa yang telah terjadi di Kota Jayapura, Wamena dan sejumlah daerah lainnya di Papua dan Papua Barat, hendaklah menjadi pembejalaran berharga bagi masyarakat di Kabupaten Keerom, dimana akibat adanya provokasi tidak jelas dari oknum yang tidak bertanggung jawab, mengakibatkan muculnya gejolak di tengah masyakat yang tentunya ini berimbas pada munculnya ketakutan dan kekhawatiran di tengah masyakat.
Selain itu, Wabup Gusbager meminta kepada seluruh lapisan masyakat di Kabupaten Keerom untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan, agar berbagai potensi pergesekan atupun gangguan lainnay bisa dieliminir sedini mungkin.
Sebab, imbuh Wabup, pihaknya yakin masyarakat Keerom adalah masyakat yang cinta damai dan masyarakat yang menjunjung tinggi pluralisme untuk Indonesia yang lebih kuat lagi ke depan.(ai/sri)