JAYAPURA (PT) – Tokoh masyarakat Jayawijaya, Alex Silo Sukarno Doba mengimbau masyarakat Kabupaten Jayawijaya untuk menolak segala bentuk isu atau pun berita hoaks yang berkembang, baik di masyarakat maupun di media sosial.
Sebagai anak asli Baliem, Alex Doba meminta pemerintah Provinsi Papua dan kepala daerah di 29 kabupaten/kota untuk meningkatkan wawasan kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara kepada generasi muda Papua.
Tujuannya, agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa ini.
“Bela negara seharusnya sudah mulai dilakukan sejak anak-anak di bangku sekolah dasar. Apalagi belakangan ini sekelompok orang mulai menyebarkan isu mendukung aksi unjuk rasa hingga menimbulkan perpecahan. Kami secara tegas menolak sejumlah aksi unjuk rasa yang menggunakan simbol radikal separatis,” tegas Doba di Jayawijaya, pada Kamis , 26 September 2019.
Menurutnya, situasi Kamtibmas di Wamena saat in sudah mulai kondusif, pasca kerusuhan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang memluluhlantakkan Kota Wamena, pada Senin, 23 September 2019 lalu.
Alex Doba menilai, sekelompok orang itu yang tidak menghargai adat istiadat orang Papua asli, dimana massa merusak dan membakar fasilitas umum dan memprovokasi masyarakat dengan berita hoaks, hingga menimbulkan korban jiwa.
“Kami selaku tokoh masyarakat Jayawijaya mendukung adanya penegakkan hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan untuk menjaga Kabupaten Jayawijaya agar tetap aman,” tegasnya seraya mengatakan akibat kerusuhan itu pembangunan di Jayawijaya menjadi terhambat.
Pihaknya mengecam pihak atau kelompok mana pun yang mencari keuntungan atas kerusuhan di beberapa daerah di Bumi Cenderawasih yang cinta damai
“Mereka tidak menghargai jasa para pahlawan Papua yang dulu ikut berperang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia,” tukasnya.
Kepada generasi muda Papua, Doba berpesan agar tidak terpengaruh dengan ajakan kelompok tertentu yang merusak masa depan Papua.
“Tugas kalian belajar dan menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Cari pengalaman dan kembali membangun tanah Papua ke depan,” imbuhnya. (mt/sri)