JAYAPURA (PT) – Usai menemui warganya pengungsi Minang di Sentani, Kabupaten Jayapura, pasca kerusuhan yang berujung anarkis di Wamena, Senin (23/9) kemudian menemui pengungsi Minang di Wamena, Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit akhirnya menemui Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH di Gedung Negara, Minggu (29/9) malam.
Wagub Sumbar didampingi Kepala BNPB, Doni Monardo, Mantan Kapolda Papua, Irjen Pol. Boy Rafli Amar dan sejumlah sesepuh Minang yang ada di Papua.
Sementara Gubernur Papua didampingi Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI. Herman Asaribab, Asisten Bidang Pemerintahan, Doren Wakerwa, SH, Asisten Bidang Perekonomian, Musad dan sejumlah pimpinan OPD di lingkungan Pemprov Papua.
Pertemuan tersebut berlangsung akrab, dimana Wagub Sumbar dalam kesempatan itu mengakui bahwa Gubernur Papua, Lukas Enembe sudah diberikan gelar Sangsoko Sutan Rajo Gadang oleh masyarakat Minang.
Dalam pertemuan itu, Wagub Nasrul menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Papua dan pihak TNI/Polri yang sudah memberikan jaminan keamanan kepada warga masyarakat non Papua yang di Wamena.
Ia mengakui, kedatangannya ke Papua, terkait informasi yang simpang siur tentang kondisi warga Minang baik yang korban maupun yang mengungsi di Wamena dan Jayapura.
Sehingga dirinya diutus oleh Guberur Sumbar untuk datang ke Papua untuk melihat kondisi warga Minang yang sebenarnya.
“Saya sudah ke Wamena. Warga Minang disana 981 orang dimana 672 masih berada di Papua dan 300 lebih itu sudah mengungusi. Kami tidak mengetahui apakah warga kami masih di Papua atau sudah pulang ke Minang,” ujarnya.
Dikatakan, dalam perbincangannya dengan warga Minang di Wamena, mereka juga tidak ingin pulang karena kalau pulang pun mereka mau kerja apa.
“Tujuan saya ke Papua untuk memberikan pemahaman dan ingin melihat kondisi sebenarnya. Ternyata masyarakat Minang itu tidak semua ingin pulang. Mereka bilang sudah lahir dan besar di Papua jadi ingin tetap tinggal di Papua,” bebernya.
Wagub Nasrul menambahkan, Bupati Jayawijaya juga tak ingin warga pendatang semua pulang kampung, karena perekonomian di Kota Wamena juga dukung oleh warga pendatang.
“Pak Gubernur Enembe sudah sampaikan kita ini adalah NKRI. Jadi siapapun boleh tinggal di Papua dan jangan kita percaya dengan berita-berita hoaks,” ucapnya.
Tak lupa juga, Wagub Nasrul menitipkan warganya kepada Gubernur Papua.
“Saya titipkan warga saya kepada Pak Gubernur. Hubungan baik yang sudah berjalan selama ini antara Papua dan Sumatera Barat tetap kita jaga,” pungkasnya.
Sementara itu, Gubernur Papua, Lukas Enembe menegaskan, pemerintah dan TNI/Porli menjamin keamanan warga masyarakat baik Orang Asli Papua maupun Non OAP diatas tanah Papua.
Iapun sangat menyesalkan adanya kejadian kerusuhan Wamena dan secara umum di Papua adalah berawal dari kejadian di Surabaya dan Malang.
“Tentu kami sesalkan kejadian ini. Masyarakat tidak perlu takut karena pemerintah dan pihak TNI/POLRI akan menjamin keamanan,” tegasnya.
Gubernur mengakui, peristiwa yang terjadi di Wamena adalah diluar sepengetahuan kita semua dan dirinya juga sudah ke Wamena menemui para pengungsi serta memberikan rasa keamanan kepada para pengungsi.
Menurutnya, arus pengungsi yang datang dari Wamena adalah dikhususkan kepada kaum wanita dan anak-anak serta orang sakit.
Kemudian pemerintah daerah juga siap melakukan rekontruksi terhadap kios dan rumah milik masyararakat yang rusak dan terbakar.
“Pemerintah juga menyediakan makan dan minum serta kebutuhan hidup lainnya bagi masyarat yang mengungsi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Enembe juga menghimbau kepada masyarakat untuk kembali ke Wamena dan membuka usaha seperti biasa, karna pemerintah sudah memberikan jaminan kemananan.
Warga Minang atau warga lainnya, kata Enembe tidak perlu mengungsi keluar atau tinggalkan Wamena bahkan pulang kampung, sebab kedatangan Wagub Sumbar ini sekaligus meyakinkan warga Minang bahwa Papua aman
“Harapan saya warga kembali beraktifitas. Untuk kios-kios sudah bisa dibuka kembali,” imbuhnya.
Gubernur Enembe mengklarifikasi bahwa kerusuhan Wamena adalah dilakukan oleh orang tak bertanggungjawab.
Bahkan, Gubernur juga meluruskan isu-isu tentang informasi yang beredar di masyarakat bahwa orang Wamena mau menghabisi orang pendatang adalah tidak benar alias hoaks.
“Justru sebaliknya orang Wamena lah banyak membantu masyarakat pendatang saat kejadian itu,” tegasnya.
Untuk itu, Enembe berharap perekonomian di Wamena bisa pulih kembali.
Karena Papua ini tanah damai, orang Papua harus menjaga kedamaian dan mencintai sesama dari semua golongan.
“Saya mengedepankan prinsip “Kasih Menembus Perbedaan”. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat untuk menahan diri dan tidak ada tempat bagi mereka yang melakukan kejahatan di Papua, karena Papua adalah NKRI,” tandasnya. (rm).