JAYAPURA (PT) – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) menggelar Sosialisasi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembang Media Pembelajaran di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua bekerja sama dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI di Aula BPSDM Papua, Selasa (29/10).
Kegiatan ini, diikuti 48 peserta dari Widyaiswara dan Fasilisator BPSDM Provinsi Papua, Widyaiswara BKPP Kota Jayapura, BKPSDM Kabupaten Jayapura dan BPKSDM Kabupaten Biak Numfor.
Gubernur Papua dalam sambutan yang bacakan Staf Ahli Gubernur Bidang Kesejahteraan Sosial dan Sumber Daya Manusia, Any Rumbiak mengatakan, salah satu aspek penting dalam sistem pelatihan adalah tenaga pengajar, yang dalam hal ini adalah widyaiswara, karena perannya sebagai ujung tombak dalam penyelenggaraan pelatihan.
Menurutnya, widyaiswara yang langsung berinteraksi dengan peserta pelatihan dalam kelas dengan berbagai informasi, pengetahuan dan pengalaman.
Lebih dari itu, widyaiswara juga memberikan motivasi dan juga menjadi inspirasi bagi peserta pelatihan.
Dengan kata lain, peran widyaiswara menentukan pemahaman dan kemampuan peserta dalam menghasilkan outcome pelatihan.
“Dengan pelatihan strategis itu, widyaiswara dituntut untuk semakin profesional karena hanya dengan kualifikasi yang mempunyai, widyaiswara dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dalam mengelola kelas-kelas dalam pelatihan Aparatur Sipil Negara (ASN),” ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk menjamin profesionalisme widyaiswara, lembaga Administrasi Negara (LAN) telah merevisi pengaturan tentang pelatihan widyaiswara yang diantaranya merubah kurikulum pelatihan dan metode pelatihan yang mengedepankan teknologi dan informasi agar dapat memenuhi tuntutan perubahan pembelajaran merupakan masalah yang cukup kompleks, karena banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran.
Masih menurutnya, terdapat tiga prinsip yang layak diperhatian dalam sebuah proses pembelajaran yaitu, pertama, proses pembelajaran menghasilkan perubahan perilaku peserta didik yang relative permanen, kedua, peserta didik memiliki potensi dan kemampuan yang telah ada sebelumnya, sehingga proses belajar mengajar hanyalah merupakan optimalisasi potensi didi menuju kualitas ideal yang diharapkan.
Ketiga, perubahan atau pencapaian kualitas ideal yang diharapkan tidak tumbuh linear sejalan dengan proses kehidupan.
Proses belajar merupakan bagian dari kehidupan itu sendiri, yang didesain secara khusus demi tercapainya kondisi ideal yang diharapkan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemantauan dan Evaluasi Widyaiswara Pusat Pembinaan Widyaiswara LAN RI Caca Syahroni, mengatakan bahwa tujuan penyelenggaraan ini adalah meningkatkan pengetahuan pejabat fungsional Widyaiswara.
“Kegiatan ini adalah sebagai pembekalan bagi pejabat dalam mengembangkan kurikulum, dengan Bimtek ini pejabat Widyaiswara dapat mengembangkan ilmu dan terus berinovasi untuk segera diterapkan dalam mempresentasikan hasil kurikulum dan modul yang disusun dalam pelatihan nantinya,” imbuhnya. (lam/sri)