JAYAPURA (PT) – Kementerian Kesehatan akan menempatkan Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi, dr. Slamet, MHP di Provinsi Papua.
Hal ini diungkapkan Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto pada pertemuan Rapat Kerja Kesehatan kedua tingkap Provinsi Papua di Jayapura, Rabu (27/11).
“Karena cinta saya kepada Papua, saya akan berikan staf ahli saya khusus untuk tinggal di Papua,” kata Mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto ini.
Menurut Terawan, dr Slamet selama berada di Papua ada beberapa tugas yang akan dilaksanakan seperti membantu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua dalam meningkatkan cakupan folio serta mengatasi folio dan menurunkan stunting atau kondisi gagal tumbuh yang menimpa anak di bawah lima tahun, alias balita serta menurunkan angka kematian ibu dan anak.
“Dokter Slamet, akan terus menerus di Papua ikut membantu Kadinkes dalam meningkatkan cakupan folio, mengatasi folio tapi jangan lupa juga untuk menurunkan angka stunting, karena itu merupakan program prioritas Presiden dan menurunkan angka kematian ibu dan anak,” ujarnya.
Sebab, kata Menkes Terawan, angka kematian ibu dan anak masih tinggi.
Hal ini yang perlu dilakukan peninjauan, agar dapat menurunkan angka kematian terutama kematian bayi terutama pada sembilan kabupaten di Provinsi Papua pada tahun ini masih cukup tinggi, yakni 20 kematian per 1.000 kelahiran bayi.
Sembilan wilayah itu terletak di daerah pegunungan tengah dan kepulauan di Papua.
“Saya lihat tadi, angka kematian anak masih tinggi, ayo kita bekerja bersama-sama. tolong nanti dokter Slamet melakukan peninjauan,” tandasnya.
Menurutnya, untuk menangani tingginya angka kematian bayi tersebut.
Kementerian Kesehatan akan menambah tenaga kesehatan, sebab anak-anak merupakan harapan bangsa terutama harapan Papua.
“Kalau tenaga kesehatannya kurang saya akan tambah lagi khusus untuk tanah Papua, kalau tidak ada anak-anak yang sehat kemudian hari bagaimana kita menyosongkan Papua yang indah dan Papua yang penuh berkah, itu hanya bisa disongsong oleh anak-anak kita yang sehat dilahirkan dari tanah Papua,” ucapnya.
Namun demikian, kata Menkes Terawan untuk menurunkan tingginya angka kematian ibu dan bayi tidak hanya menjadi tugas Kementerian Kesehatan.
“Meskipun kita tahu bahwa penurunan angka kematian ibu dan bayi itu tidak semua dari pengaruh Kemenkes, sebab Kemenkes hanya 30 persen, 70 persen dari kementerian dan lembaga lain termasuk pemerintah daerah,” katanya lagi.
Ia menjelaskan, adanya kerjsama semua pihak sesuai angka dari WHO.
Standarnya 70 persen itu adalah bagaimana partisipasi masyarakat, bagaimana partisipasi dari kementerian dan lembaga lain.
“Karena itu tanggungjawab saya melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga lain termasuk pemerintah daerah supaya bisa melakukan intervensi sehingga angka kematian ibu dan bayi menjadi menurun sesuai target RPJMN tahun 2020-2024 yang sudah dicanangkan Bappenas,” bebernya.
Dibutuhkan adanya intervensi agar semakin baik untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak sesuai yang ditargetkan RPJMN, hal ini bertujuan untuk menyiapkan generasi anak-anak Papua yang sehat sebagai generasi penerus.
Ditempat yang sama, Sekda Papua, Hery Dosinaen mengapresiasi kebijakan Menteri Kesehatan yang menempatkan Staf Ahli Menteri di Papua.
“Ini merupakan perhatian yang harus kita apresiasi, bagaimana kesehatan dari semua kabupaten/kota bisa dilihat secara langsung dan dapat disampaikan kepada Menteri untuk mengambil kebijakan,” tandasnya.
Menurutnya, dengan penempatan staf ahli Menteri Kesehatan sangat membantu pelayanan kesehatan di Papua.
“Sehingga ketika ingin memberikan laporan ke Pusat sudah ada staf ahli langsung melihat realita yang ada di Papua,” imbuhnya. (ing/sri)