JAYAPURA (PT) – Pusat Latihan Provinsi (Puslatprov) bersama KONI Papua akan melakukan evaluasi kepada 37 cabang olahraga yang akan tampil pada Pekan Olahraga Nasional (PON XX) tahun 2020.
Evaluasi akan digelar awal tahun untuk mengurangi jumlah atlet PON Papua yang saat ini sedang melakukan pemusatan latihan terpusat.
Sekretaris Umum (Sekum) KONI Papua, Kenius Kogoya mengatakan, jumlah atlet Papua sangat besar.
Oleh karena itu, awal tahun depan, KONI dan Puslatprov akan lakukan evaluasi untuk mengurangi atlet.
“Jadi, atlet kita sekarang itu seribu lebih, akan kita kurangi menjadi 800 orang untuk mengikuti PON XX di Papua,” kata Kenius Kogoya disela-sela ibadah syukuran dan rekreasi pengurus KONI, atlet dan pelatih PON XX di Pantai Hamadi, kemarin.
Kenius menyatakan, hingga saat ini KONI Papua belum membuat Surat Keputusan (SK) untuk para atlet semua cabang olahraga yang ikut dalam PON XX tahun 2020 di Papua.
Maka, atlet yang kini mengikuti pemusatan latihan bisa saja tereliminasi dari tim PON Papua.
“Kita belum buat SK, setelah evaluasi baru kita keluarkan SK bagi atlet yang akan waliki Papua pada PON XX tahun 2020,” ungkapnya.
Kenius mengingatkan atlet yang melakukan aksi demo atau menyampaikan aspirasi ke kantor DPR Papua akhir pekan kemarin.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh para atlet dari beberapa cabor tersebut bisa saja dikeluarkan dari tempat pemusatan latihan, karena belum menjadi sah menjadi atlet PON Papua.
“Atlet dan cabor yang pergi dan sampaikan aspirasi di DPR Papua, akan kita panggil, apabila atlet dan pelatih punya masalah dengan cabor, datang laporkan kepada KONI dan kita selesaikan, bukan dengan cara demo-demo, kita akan berikan sanksi,” tegasnya.
Kenius menjelaskan, atlet Papua yang kini mengikuti program pemusatan latihan, KONI masih diberlakukan promosi dan degradasi. Sehinga tak perlu banyak menuntut.
“Tugas atlet itu berlatih saja, kalian (atlet) belum berikan prestasi apa-apa bagi rakyat Papua. Ingat kalian juga belum sah menjadi atlet PON Papua, kalau ada masalah dengan cabor, selesaikan secara baik, jangan menghasut cabor yang lain untuk pergi demo,” tandasnya.
Kenius menambahkan, para atlet harus merasa bangga, karena belum menjadi atlet yang sah, tapi KONI sudah fasilitasi untuk latihan dan tinggal di hotel.
“Pemusatan latihan kita cukup panjang dari awal tahun 2019, bahkan ada beberapa cabor dari tahun 2018, sementara pemusatan latihan PON Jawa Barat hanya enam bulan,” bebernya.
Untuk itu, Kenius mengharapkan atlet Papua mampu menyuguhkan progres latihan dengan harapan saat evaluasi nanti bisa terpilih masuk menjadi atlet PON Papua.
“Semua itu harus dicamkan oleh para atlet pelatih, karena bisa kita ganti jika tidak ada progres saat pemusatan latihan selama ini,” ujarnya.
Lanjutnya, KONI Papua juga akan kurangi oficial dari masig-masing cabang olahraga, karena jumlahnya saat ini cukup banyak.
“Januari, evaluasi untuk semua atlet, pelatih dan oficial, apalagi oficial sangat banyak orang, dari 300 orang akan kita kurangi,” pungkasnya. (lam/sri)