Jubir Gubernur, M. Rifai Darus
JAYAPURA (PT) — Juru Bicara Gubernur Papua, M. Rifai Darus, SH, MH meluruskan pemberitaan video yang sudah beredar tentang pernyataan Gubernur Lukas Enembe bahwa seluruh orang Papua tidak happy dan mereka tidak hidup dalam kebahagiaan.
Jubir Rifai Darus mengatakan, potongan video yang tersebar itu, bukanlah satu kesatuan video yang utuh dan berakibat makna asli yang hendak disampaikan Gubernur Papua menjadi hilang arah.
Rifai menerangkan, sebelum menuju ke Mamit, Tolikara, seperti biasa, Gubernur Lukas Enembe selalu menyempatkan waktu untuk melakukan dialog bersama masyarakat. Kala itu, Gubernur dan rombongan menggelar pertemuan bersama masyarakat di Karubaga, ibukota Kabupaten Tolikara.
“Masyarakat Tolikara yang hari itu datang dengan ragam profesi, mulai dari tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan masyarakat umum lainnya menyampaikan kegembiraan mereka karena telah melepas rasa rindu kepada anak asli Mamit, Lukas Enembe,” terang Jubir.
Sepanjang acara peresmian Bandara Mamit, tampak Gubernur Lukas Enembe beberapa kali meneteskan air matanya, bukan hanya karena rasa sedih, tapi seluruh perasaan gembira, senang, bangga dan haru bercampur menjadi satu.
Bahkan, Gubernur Lukas Enembe mengakui, tempat kelahirannya saat ini telah bergerak maju. “Bisa dibayangkan, Mamit adalah wilayah kecil dan terbelakang pada tahun 1963, tapi karena berkat Tuhan yang melimpah, Mamit dihadiahkan seorang putra aslinya menjadi Gubernur Provinsi Papua selama dua periode, ini adalah berkat untuk Mamit, bukan hanya untuk saya,” ucap Jubir Gubernur.
Tak hanya itu, dalam video itu juga Gubernur Lukas Enembe mengisahkan bagaimana keberadaan injil melahirkan manusia asal Mamit menjadi manusia yang unggul dan hebat.
Gubernur Lukas Enembe juga mengaku memang ia lahir dan tumbuh di Mamit, tapi kehidupannya saat ini tidak hanya untuk Mamit saja, tapi untuk segenap orang yang ada di Tanah Papua. “Ko harus catat itu,” tutup Gubernur.
Narasi demi narasi terus bergulir dari lisan seorang Gubernur Lukas Enembe, sampai akhirnya beliau mengatakan bahwa ia hidup untuk membela kepentingan orang-orang Papua.
Masih banyak saudara-saudara yang menderita dan menangis, karena masih dalam taraf hidup yang belum mencapai titik bahagia.
“Seluruh orang Papua di muka bumi ini, tidak happy dan mereka tidak hidup dalam kebahagiaan”. Hal itu dikatakan sebab di beberapa daerah seperti Puncak, Pegunungan Bintang dan Maybrat masih banyak orang Papua yang menangis, karena faktor keamanan.
Menurutnya, pernyataan “seluruh orang Papua tidak happy” adalah sebuah sikap wajar dan manusiawi. Bagaimana bisa masyarakat di Jayapura bahagia jika saudaranya yang ada di tempat lain harus menderita, karena persoalan keamanan sangat rentan.
Rifai menjelaskan, pernyataan tersebut adalah sebuah sikap “Satu rasa dan satu jiwa” yang hendak ditunjukkan Gubernur Lukas Enembe kepada publik.
“Beliau ingin rasa bahagia itu menghampiri seluruh masyarakatnya di seluruh penjuru Papua, tanpa terkecuali,” katanya.
Selain itu, lanjut Rifai, pernyataan Gubernur Lukas Enembe tersebut berkaca dari data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang memang mencatatkan Indeks Kebahagian Provinsi Papua dengan nilai 69,87 pada tahun 2021.
Dijelaskan, meskipun nilai Indeks Kebahagiaan Provinsi Papua belum memuaskan jika dibandingkan dengan Provinsi lain. Tapi perlu dicatat bahwa kenaikan Indeks Kebahagiaan Papua sejak tahun 2014 hingga 2021 menjadikan Provinsi Papua menjadi Provinsi dengan nilai kenaikan yang paling signifikan.
Rifai menuturkan, hal itu tentu saja menunjukan kerja keras dan perjuangan Gubernur Lukas Enembe dalam menghadirkan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Papua nyata dan terbukti.
Berkenaan dengan itu, terang Rifai, Gubernur Lukas Enembe minta kepada seluruh pihak untuk tidak mengartikan sempit atas narasi yang diucapkannya.
“Jangan biarkan orang-orang yang memiliki kepentingan politik jangka pendek terus menerus menggunakan potongan video tersebut untuk menjatuhkan Gubernur Papua,” tegas Rifai.
Disamping itu, Jubir Gubernur juga mengklarifikasi hoax yang beredar berkenaan dengan Deklarasi Independent Papua Movement di Bali tanggal 16 Pebruari 2022 yang menggiring keterlibatan Gubernur Lukas Enembe.
“Pak Gubernur Lukas Enembe senantiasa berkomitmen dengan menjalankan tugas sebagai pemimpin di Pemerintah Provinsi Papua dalam bingkai NKRI, dalam rangka menghadirkan kesejahteraan masyarakat Papua,” pungkasnya. (fil/nald)