JAYAPURA (PT) – Dinas Perindagkop, UKM dan Tenaga Kerja Provinsi Papua mengungkapkan ketersediaan minyak goreng subsidi mulai berkurang, namun masih dalam kategori aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop, UKM dan Naker Papua, Herman Bleskadit menyebutkan, ketersediaan minyak goreng masih cukup menyusul ada tambahan migor subsidi yang dijadwalkan tiba di Jayapura pada Senin (14/3) hari ini.
“Ada tiga kontainer membawa minyak goreng sudah masuk, tetapi migor yang kemasan sederhana sebab migor premium sebagian besar masuk subsidi yang dikendalikan pemerintah pendistribusiannya,” beber Herman kepada wartawan Senin (14/3).
Herman mengakui bahwa pihak distibutor migor di Papua juga telah mengajukan permintaan migor premium ke produsen masing-masing, namun jawabannya diminta untuk menunggu.
“Sifatnya distributor kita ini punya uang, jadi kalau memang masih ada stok digudang produsen yah mereka tetap beli, sambil migor yang dikendalikan pemerintah melalui subsidi ini disuplai ke semua provinsi,” jelasnya.
Menurut informasi yang diterimanya, kata Herman, migor premium subsidi dari pemerintah sudah dalam perjalanan ke Papua dan dijadwalkan akan tiba pada akhir pekan ini atau sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
“Mungkin sekitar tanggal 17 atau 18 nanti masuk lagi migor subsidi dari pemerintah. Kami juga lagi bantu pihak distributor yang memesan sendiri ke produsen masing-masing. Kami bantu komunikasi dengan pihak pabriknya,” ucapnya.
Herman menegaskan kepada pihak ritel modern untuk tidak menjual migor dalam jumlah banyak untuk mengantisipasi praktek penimbunan yang dapat berdampak pada kelangkaan migor di pasaran dan naiknya harga migor.
“Satgas pangan Papua sudah membangun komunikasi dengan para distributor dan ritel modern. Harga migor yang beredar sesuai dengan Permendag No.6. Pantauan kami sampai sekarang belum ada temuan pedagang nakal yang melakukan penimbunan minyak goreng,” pungkasnya. (ist/nald)