JAYAPURA (PT)- Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Papua, Mayjen TNI. Gustav Agus Irianto menjadi utusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menemui Gubernur Papua, Lukas Enembe di kediamannya di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Kamis (6/10) siang.
Diketahui Kepala BIN Papua itu disambut masyarakat dengan tarian dari depan pagar masuk kediaman Gubernur Lukas Enembe hingga masuk kedalam rumah. Pertemuan berlangsung kurang lebih satu jam dan didampingi tim hukum Lukas Enembe serta Kepala Biro Umum dan Protokol Setda Papua, Elpius Hugi.
Usai pertemuan, Kepala BIN Papua, Gustav Agus Irianto dihadapan keluarga menggugkapkan maksud dan tujuan kedatanganbya untuk menjenguk Gubernur Papua, Lukas Enembe.
“Kami datang untuk menjenguk beliau dan saya melihat kondisi pak Gubernur dengan mata kepala sendiri bahwa beliau benar dalam keadaan sakit,” ungkanya.
Mantan Dandim Jayawijaya itu juga mengaku, dalam pertemuan tersebut pihaknya sudah menyampaikan pesan dari Ketua KPK RI, Firli Bahuri.
“Saya lihat kondisi pak Gubernur yang masih sakit. Dimana tidak bisa berlama-lama bicara sama karena dari pertemuan tadi dari awal suara pak Gubernur keras namun perlahan mulai pelan, sehingga kami pamit,” bebernya sembari menambahkan sekaligus mengajak masyarakat yang hadir supaya tetap menjaga keamanan.
“Sebetulnya, kami ingin di Papua tetap tenang. Saya tau persis adat istiadat masyarakat gunung,” tambahnya.
Sementara itu, Koordinator Kuasa Hukum Gubernur Papua, Petrus Bala Pattyona saat menggelar jumpa pers di Swissbelt mengaku, pihaknya bersama tim hukum lainnya hanya menemani Kepala BIN Papua untuk menemui Gubernur Lukas Enembe.
“Kehadiran Kabinda di kediaman Lukas Enembe untuk menyampaikan keinginan dari KPK. Dimana Kabinda sudah komunikasi dengan KPK,” ucapnya.
Ia menjelaskan inti pembicaraannya pada pertemuan tersebut adalah menyampaikan pesan dari KPK supaya Lukas Enembe bisa ke Jakarta untuk mengikuti pemeriksaan.
“Kalau kondisi tidak memungkinkan KPK menyiapkan dokter atau penanganan medis yang baik. Janji yang disampaikan hak-hak hukum yang akan diberikan itu disampaikan tadi oleh Kabinda Papua,” katanya.
Dalam dialog dengan kondisi yang terbata-bata, lanjut Petrus mengakui bahwa Lukas Enembe mengatakan tidak akan ke Jakarta karena alasan kesehatan. “Beliau tetap ngotot bahwa kalau yang dituduhkan satu miliar itu tidak benar,” tegasnya.
Ia menjelaskan, Gubernur Lukas Enembe menyatakan menolak pemeriksaan yang akan dilakukan di Jakarta, namun beliau bersedia diperiksa hanya di Papua dengan catatan apabila tim dokter menyatakan beliau dalam kondisi bisa mengikuti pemeriksaan.
Ia menepis bahwa Lukas Enembe tidak akan menghindari pemeriksaan atau sakitnya pura-pura, sebab sakit yang diderita menurut informasi sudah stroke 4 kali, sehingga dokter pribadi mengatakan tidak bisa berlama-lama duduk dan berbicara sehingga keadaan akan semakin memburuk.
Editor : Ronald