JAYAPURA (PT) – Wakil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Jenpino Ngabdi menyambut kedatangan Penjabat Gubernur Provinsi Papua Tengah, Ribka Haluk yang melakukan kunjungan kerja ke Smelter PTFI di kawasan JIIPE, Gresik, Sabtu (15/6). “Kami ingin melihat secara langsung Smelter Freeport Indonesia yang mulai beroperasi pada Juni ini,” kata Ribka mengawali sambutannya di hadapan jajaran manajemen PTFI dalam rilis Freeport Indonesia kepada wartawan.
Ia mengatakan merupakan kebanggaan bagi masyarakat Papua bahwa konsentrat tembaga dari kawasan Tembagapura, Papua Tengah, berlayar hingga Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Ini adalah bentuk dukungan terhadap program hilirisasi yang ditetapkan pemerintah. “Wilayah pertambangan Freeport di Timika berada di Provinsi Papua Tengah, maka bagaimana kita membangun kerja sama dan kolaborasi bersama untuk menyelesaikan berbagai masalah seperti pengangguran, kemiskinan ekstrem, dan penanggulangan stunting,” kata Ribka yang datang bersama jajaran Pemprov Papua Tengah.
Jenpino menyampaikan terima kasih atas kunjungan dan dukungan segenap pemerintah provinsi Papua Tengah. “Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah provinsi Papua Tengah untuk mengembangkan industri pertambangan yang aman dan bermanfaat bagi masyarakat Papua dan semua pihak, sehingga bisa menambahkan nilai tambah yang maksimal untuk Indonesia,” katanya.
Ribka bersama rombongan berkeliling ke Smelter PTFI dan mengamati dari dekat berbagai area penting di smelter, seperti Jetty (Pelabuhan), area operasional Smelter dan fasilitas Unit Oksigen, Unit Asam Sulfat, Unit Desalinasi serta Unit Effluent and Waste Water Treatment Plant. Peninjauan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kesiapan Smelter PTFI menjelang beroperasi. Diketahui saat ini Smelter PTFI tengah melakukan proses commissioning yaitu pengujian dan percobaan untuk memastikan peralatan dan sistem yang didesain, dipasang dan dioperasikan sudah sesuai sebagai upaya menyelesaikan proyek smelter secara substansial.
Smelter PTFI dijadwalkan akan mulai beroperasi pada Juni 2024. Selanjutnya akan memasuki tahap produksi pada bulan Agustus dan ramp-up hingga mencapai kapasitas penuh pada akhir bulan Desember 2024. Smelter kedua PTFI ini mampu memurnikan konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta ton. Selain katoda tembaga, smelter juga menghasilkan lumpur anoda yang selanjutnya dimurnikan di Precious Metal Refinery (PMR) menjadi emas dan perak batangan, serta Platinum Group Metals (PGM). Hingga akhir Mei 2024, investasi yang telah dikeluarkan PTFI untuk pembangunan smelter tembaga single line dengan desain terbesar di dunia ini telah mencapai 3,67 miliar dolar AS, atau sekitar Rp58 triliun. (Dian)