PORT MORESBY (PT) – Gubernur Provinsi Morobe, Papua New Guinea (PNG), Ginson Sauno meminta Gubernur Papua, Lukas Enembe untuk memfasilitasi kunjungan Pemerintah Provinsi Morobe ke lokasi tambang PT. Freeport Indonesia di Timika.
Hal itu disampaikan oleh Gubernur Ginson saat jamuan makan malam bersama Gubernur Papua di Kota Lae, Kamis (20/9/2018).
“Ibukota Morobe, Kota Lae sering menjadi tuan rumah even nasional tentang pertambangan. Oleh karena itu, kami minta dan berharap Gubernur Papua bisa memfasilitasi kami untuk berkunjung ke PT. Freeport Indonesia,” ungkap Gubernur Ginson.
Dijelaskan Gubernur Ginson bahwa Morobe adalah provinsi yang sangat penting di PNG.
Bahkan, Provinsi Morobe memiliki pelabuhan utama di kawasan Pasifik, pertanian, perkebunan, peternakan sapi dan ayam, pengolahan hasil tambang dan industri utama lainnya.
“Provinsi inilah yang mengolah dan mendistribusikan kebutuhan hidup masyarakat PNG.
Provinsi terletak di Pantai Utara Papua Nugini. Luasnya 33.705 km² dengan populasi sekitar 750.000 jiwa,” terangnya.
Menurutnya, karena pembagian Provinsi Southern Highlands pada tahun 2012, provinis ini merupakan provinsi yang paling padat penduduknya.
Ini termasuk Huon Peninsula, Sungai Markham, Delta dan wilayah pesisir di sepanjang Teluk Huon.
Menanggapi permintaan Gubernur Ginson, Gubernur Enembe berjanji akan memfasiltasi tim dari Provinsi Morobe mengunjungi lokasi pertambangan PT. Freeport Indonesia.
“Seperti yang kita ketahui, kami baru saja mendapatkan 10 persen saham PT. Freeport dari 51 persen divestasi saham pertambangan emas terbesar itu. Saya akan membantu memfasilitasi kunjungan Gubernur Morobe beserta timnya,” kata Gubernur Enembe menanggapi permintaan Gubernur Ginson.
Selain ingin berkunjung ke PT. Freeport Indonesia, Gubernur Ginson juga menawarkan kerjasama pertukaran guru dan mahasiswa.
Diakuinya, hambatan dalam kerjasama kedua provinsi ini adalah bahasa.
Sehingga Gubernur Gibson merasa perlu ada pertukaran guru antar kedua provinsi yang berbeda negara ini.
“Provinsi Morobe akan mengirimkan guru bahasa Inggris ke Papua dan sebaliknya, Provinsi Papua mengirimkan guru bahasa Indonesia,” imbuhnya.
Sedangkan untuk program pertukaran mahasiswa, Gubernur Gimson menawarkan program beasiswa bagi mahasiswa Morobe yang ingin belajar di Perguruan Tinggi di Papua dan sebagai timbal baliknya, Pemerintah Provinsi Papua juga memberikan beasiswa kepada mahasiswa asli Papua yang ingin belajar ke Morobe.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Enembe menyambut baik tawaran ini.
“Kami telah mengirimkan banyak mahasiswa Papua untuk belajar ke luar negeri. Sehingga tawaran saudara saya, Gubernur Gimson ini akan kami tindak lanjuti segera,” beber Gubernur Enembe.
Enembe dalam kesempatan itu juga menyampaikan permintaan maafnya karena tidak bisa bertemu dengan Gubernur Ginson dalam penandatanganan Letter of Intent (LoI) tahun lalu.
Karena saat itu, pihaknya dipanggil oleh Presiden Indonesia ke Jakarta.
“Saya juga minta maaf karena belum bisa membawa staf kantor saya. Saya baru dilantik sebagai Gubernur Papua beberapa hari lalu untuk periode kedua selama lima tahun mendatang,” tambah Gubernur Enembe.
Mengenai permintaan pasokan daging sapi dalam PON XX tahun 2020 nanti, Gubernur Ginson menyambut baik permintaan tersebut.
Dikatakan, ini merupakan kerjasama ekonomi yang akan saling menguntungkan bagi kedua provinsi.
“Kami siap menjadi pemasok kebutuhan daging untuk PON XX 2020, seperti yang disampaikan Gubernur Papua. Kami memiliki peternakan sapi terbesar di PNG. Juga peternakan ayam. Ini akan saling menguntungkan bagi dua provinsi ini,” tandas Gubernur Ginson. (rm)