JAYAPURA (PT) – Program Binmas Noken Polri yang digagas langsung oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian tampaknya disambut positif Wakil Ketua Komisi V DPR Papua bidang Pendidikan dan Kesehatan, Maria Duwitau.
Terutama kegiatan Polisi Pi Ajar Sekolah, yang memang dilakukan bukan hanya di kota, tetapi daerah terpencil dan daerah rawan, termasuk daerah yang kekurangan guru.
“Kalau memang mereka mengajar di daerah yang memang betul-betul tenaga gurunya minim, siapapun dia termasuk saya, tentunya tidak mau anak murid-murid itu jadi korban di daerah manapun. Jadi, kita mau anak-anak mendapatkan pengetahuan seluas-luasnya,“ kata Maria Duwitau kepada Wartawan di ruang kerjanya, kemarin.
Yang jelas, kata Maria Duwitau, jika memang program Binmas Noken Polri yang digagas langsung oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian itu, mereka masuk pun sudah melalui prosedur yang ada.
Artinya, lanjut Maria, tenaga pengajarnya sudah siap, tapi paling tidak melakukan komunikasi atau berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan daerah untuk mengajar di daerah yang kekurangan tenaga pengajarnya.
“Jadi komunikasi itu sangat penting. Tapi, jika mereka mau membantu mengajar anak murid yang dimana tidak ada guru yang mengajar, saya memberi apresiasi untuk itu. Namun, sekali lagi komunikasi dengan dinas pendidikan itu sangat penting,“ tandas Maria.
Maria Duwitau percaya bahwa program Binmas Noken Polri, termasuk bidang kesehatan itu, bahwa Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sudah mengetahui kondisi di Papua, termasuk prosedur yang dilalui dan membantu anak-anak di daerah terpencil.
Hanya saja, pihaknya berharap program Binmas Noken Polri terutama Polisi Pi Ajar Sekolah itu, harus disosialisasikan terlebih dahulu.
Kata Maria, meskipun kegiatan itu positif, namun di kalangan masyarakat, terkadang muncul persepsi negatif terhadap kegiatan yang dilakukan itu.
“Tapi ketika sosialisasi itu dilakukan secara baik melalui dinas pendidikan, maka dia akan memberitahu masyarakat bahwa kita kurang tenaga guru karena mereka memilih mengajar di kota. Kita tidak mau korbankan anak-anak, maka ada bantuan dari polisi. Jadi, ketika sosialisasi ke daerah, itu akan diterima dan mereka tidak mau anaknya jadi korban tidak mendapatkan pendidikan. Saya pikir itu sangat positif,“ ungkapnya.
Apalagi, tandas Maria, dalam program Binmas Noken Polri terutama kegiatannya Polisi Pi Ajar Sekolah, bukan hanya dilakukan di daerah perkotaan, tapi juga di daerah terpencil, bahkan di daerah rawan sekalipun.
Maria Duwitau menegaskan, jika pihaknya tidak mempermasalahkan hal itu, karena kegiatan itu positif dan sangat membantu, apalagi anak-anak yang ada di daerah terpencil.
“Ya, itu silahkan saja. Tapi, mari kembali lagi sosialisasi kepada masyarakat yang ada di wilayah sekitar itu. Karena kita tahu, hari ini masyarakat kecil, kalau dibilang polisi, pertanyaan mereka berbeda, ada apa kok polisi atau tentara yang masuk? Itu persepsi bukan baru, apalagi situasi daerah itu konflik, lalu polisi masuk mengajar, persepsinya akan negatif dari masyarakat,“ jelas Maria.
Bahkan ia percaya jika program gagasan dari Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian itu, sudah melalui pemikiran yang matang, apalagi beliau pernah bertugas di Papua, sehingga sosialisasi itu sangat penting.
“Pak Kapolri tahu dan kita semua yang ada di wilayah Papua maupun Indonesia tahu bahwa ketika daerah yang ada konflik, begitu ada polisi masuk, maka menjadi satu persepsi atau momok yang menjadi ketakutan bagi masyarakat itu. Makanya, perlu sosialisi dulu,“ imbuhnya. (ara/rm)