JAYAPURA (PT) – Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring, SIP memimpin langsung penerimaan dan pelepasan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG di wilayah Kolakopsrem 172/PWY yang berlangsung di lapangan Kampus IPDN Papua, Jayapura, Senin (19/11).
Pangdam XVII Cendrawasih, Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring menegaskan kepada anggota Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Para Raider 328/DGH, Yonif 126/KC dan Yonif 725/WRG, bahwa wilayah perbatasan merupakan beranda depan NKRI yang memiliki nilai strategis bagi kedaulatan negara dan berpengaruh terhadap aspek pertahanan.
Apalagi, kata Pangdam YP Sembiring, wilayah perbatasan memiliki kerawanan yang harus selalu diantisipasi seperti aktivitas ilegal logging, ilegal minning, human trafficking, pelintas batas, kriminal bersenjata, penyelundupan narkoba, miras dan lain sebagainya.
“Oleh karenanya, harus selalu waspada. Lakukan patroli keamanan maupun patroli pemeriksaan patok-patok batas dan buat tanda dari pos ke patok batas di sektor tanggung jawab masing-masing dan ciptakan stabilitas keamanan di sepanjang perbatasan,” tegas Pangdam YP Sembiring.
Selain itu, Pangdam YP Sembiring meminta kepada Satgas Pamtas RI-PNG yang baru, harus membantu kesulitan masyarakat di wilayah perbatasan melalui koordinasi dengan aparat komando wilayah setempat.
“Ingat bahwa kehadiran kalian harus memberi kebaikan bagi masyarakat, kehadiran kalian harus menjadi berkat juga bagi masyarakat, bangsa dan Negara serta taatilah hukum dan HAM agar kalian terhindar dari segala bentuk pelanggaran,” katanya.
Kepada Satgas yang telah purna tugas, yaitu Yonif 121/MK, Yonif 501/BY dan Yonif 644/WLS, Pangdam YP Sembiring menyampaikan terimakasih atas dedikasi dan pengabdian yang telah diberikan selama penugasan di wilayah Papua.
“Pengalaman tugas di wilayah Papua dapat dijadikan sebagai bekal untuk menghadapi tugas-tugas di masa yang akan datang,” katanya.
Tidak hanya itu, Pangdam YP Sembiring berpesan kepada perajurit yang akan meningalkan daerah Papua, untuk tidak membawa flora dan fauna yang dilindungi.
“Siapa tahu diantara banyak prajurit yang lupa dan membawa. Ini merupakan aturan yang tidak boleh membawa flora dan fauna, untuk itu kita jaga, kita ingatkan, supaya tidak ada lagi yang membawa apapun yang dilarang oleh pemerintah,” pungkasnya. (ai/rm)