JAYAPURA (PT) – Antusias masyarakat memanfaatkan jalan trans Papua Jayapura – Wamena cukup tinggi.
Meski jalan sepanjang sepanjang 575 kilometer itu, sementara dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Papua.
Demikian disampaikan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah Papua, Ir Osman H. Marbun, kepada wartawan disela-sela upacara Hari Bakti Pekerjaan Umum (PU) di Jayapura, Senin (3/12).
Osman Marbun mengatakan, jalan Trans Papua Jayapura-Wamena pengerjaannya telah mencapai 95 persen.
“Pekerjaan sudah 95 persen, tinggal 154 Km dalam tahap pengerjaan,” ungkapnya.
Meskipun demikian, Osman Marbun mengakui tingginya antusias warga yang melewati jalan tersebut ikut menghambat pekerjaan.
“Kita masih terkendala dengan kendaraan yang menghambat pekerjaan ini. Karena tiap hari, jalan tersebut selalu ada kendaraan yang melewati,” ujarnya.
Selain itu, kata Marbun, antusiasme masyarakat untuk menggunakan jalan ini karena harga barang-barang di Wamena dan Yalimo turun drastis.
“Informasi dari masyarakat harga barang yang dikirim lewat pesawat dan melawati jalan darat cukup besar selisihnya hingga 5 ribu, walaupun lima hari dalam perjalanan,” katanya.
Marbun menambahkan, jalan tran Papua Jayapura-Wamena melewati delapan kabupaten, di wilayah Pengunungan Papua yakni Yalimo, Jayawijaya, Tolikara, Puncak Jaya, Puncak (Sinak-Ilaga), Lanny Jaya, Memberamo Tengah dan Nduga sampai Mbua.
Diketahui, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memprioritaskan pembangunan infrastruktur, terutama pembangunan jalan di luar Pulau Jawa demi mendorong pemerataan ekonomi, salah satunya di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Pembangunan jalan di Papua terbagi tiga kategori yaitu jalan nasional, jalan Trans Papua dan jalan paralel perbatasan Papua.
Dari ketiga kategori jalan tersebut, pembangunan jalan Trans Papua menjadi prioritas selama periode 2015-2019. Total panjang jalan Trans Papua 4.330 km sendiri ditargetkan tembus seluruhnya sampai akhir 2019.
Pembangunan difokuskan untuk menyelesaikan Trans Papua pada ruas-ruas jalan kabupaten/kota yang belum tersambung menjadi jalan fungsional dan membuka isolasi wilayah-wilayah terpencil. (lam/rm)