TIMIKA (PT) – Kapolda Papua, Irjen Pol Drs Martuani Sormin, M.Si bersama Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI. Yosua Pandit Sembiring membeberkan secara resmi kejadian pembantaian terhadap karyawan PT Istaka Karya yang diduga dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, beberapa hari lalu.
Bahkan, dalam keterangan resmi ini, keduanya didampingi Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Drs. Yakobus Marjuki dan Direktur PT Istaka Jaya, Kabid Dokkes Polda Papua, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ahmad Mustofa Kamal dan Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf. Muh Aidi di Hanggar Bandara Mozes Kilangin Timika, Jumat (7/12) pagi.
Pangdam YP Sembiring menjelaskan, jika Panglima TNI telah memerintahkan agar melakukan operasi perbantuan kepada Polri, dengan cepat, tepat dan terukur, dengan mempertimbangkan cuaca dan hambatan yang dilakukan oleh KKB, sehingga TNI mengirimkan pasukan 1 SSK dan menggunakan 4 helycopter.
“Dari operasi evakuasi korban, kami dapat menyalamatkan korban baik hidup maupun meninggal,” kata Pangdam YP Sembiring.
Sementara itu, Kapolda Papua, Irjen Pol. Martuani Sormin menjelaskan, awal kejadian yang terjadi Minggu (2/12) itu, informasinya memang masih simpang siur, ada yang mengatakan ada penyanderaan dan ada penembakan.
Selanjutnya, Kapolda Martuani Sormin meminta ijin Pangdam YP Sembiring agar personil TNI/Polri yang ada di Wamena untuk dikirim ke TKP dari Kodim Jayawijaya dan Polres Jayawijaya dengan jumlah 25 orang berangkat dengan menggunakan mobil.
Namun, di tengah jalan masyarakat menghentikan mereka, sehingga personel itu kembali, karena mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa kekuatan mereka tidak seimbang dengan KKB.
“Berdasarkan laporan ini, Polda Papua meminta bantuan dari Kodam XVII Cenderawasih untuk mengerahkan anggota TNI/Polri yang ada di Jayawijaya untuk bergabung dengan anggota TNI/Polri yang tergelar di Wamena. Selasa pagi, mereka berangkat menuju ke TKP yang diperkirakan berada di Distrik Mbua, mereka berangkat dengan mengunakan 25 unit kendaraan dengan jumlah personil 149,” jelas Kapolda.
Kapolda mengatakan, dari laporan anggota yang sudah menemukan karyawan 4 orang PT Istaka Karya, 6 orang masyarakat yang menjadi korban berhasil diamankan, dengan bantuan Hely MI milik TNI untuk dievakuasi dari Mbua ke Wamena.
“Dari keterangan saksi itu, bahwa pada 1 Desember 2018, karyawan yang berada di Kamp berjumlah 28 orang, saat yang bersamaan ada kegiatan masyarakat bakar batu, beberapa pekerja PT Istaka Karya turut ikut bakar batu mulai pukul 09.00 WIT sampai 15.00 WIT,” jelasnya.
Lebih lanjut, setelah acara bakar batu selesai, KKB pimpinan Egianus Kogoya mendatangi Kamp dan seluruh karyawan yang ada di Kamp dikeluarkan dan diperintahkan untuk diikat, lalu digiring sampai ke Kampung Karunggame.
Di Karunggame mereka bermalam dengan kondisi tangan terikat. Pada Minggu (2/12), pukul 08.00 WIT, seluruh karyawan yang disandera ini diperintah untuk berjalan mengarahkan ke Puncak Bukit Kabo. Sekira 2 jam perjalanan di lereng Bukit Kabo, mereka diperintahkan untuk berbaris dan jongkok, KKB melakukan tarian perang dan mengeksekusi satu persatu pekerja PT Istaka Karya itu.
Korban yang masih hidup saat itu terlalu cepat melarikan diri sebanyak 3 orang, karena KKB belum jauh sehingga dikejar dan berhasil ditangkap, langsung dieksekusi dengan parang.
Kemudian sisanya yang masih hidup, setelah peristiwa ini ada yang berhasil melarikan diri, 2 orang lagi tertangkap dan langsung dieksekusi, sedangkan 6 orang lagi berhasil melarikan diri ke arah berbeda. Ada 4 orang berhasil selamat atas nama, Jimmy Aritonang, Martinus sampe, Ayub dan Jefriyanto.
“Ada 3 luka tembak, untuk Jimmy dalam keadaan sehat, 2 orang lagi atas nama Simanjuntak dan Hutagaol diperkiarakan masih hidup dan sampai saat ini masih belum ditemukan,” ungkapnya.
Korban yang selamat itu, jalan kaki ke arah pos TNI di Mbua. Namun, malamnya pukul 05.00 WIT, Pos TNI diserang KKB dengan menjadikan warga sebagai tameng.
Selain itu, warga juga ikut melempar dengan batu dari semua arah Pos TNI Mbua itu, kemudian terjadi penembakan.
Akibatnya, Serda Handoko dan Pratu Sugeng tertembak. Kontak tembak terjadi pada pukul 05.00 sampai 21.00 WIT, kontak tembak berhenti karena hujan deras.
Pada 5 Desember dilakukan penyisiran dan terjadi kontak tembak, mengakibatkan anggota Brimob Bharatu Hidayat, namun berhasil dievakusi dan mendapatkan perawatan medis di RS Timika. Kemudian pada saat melakukan penyelamatan 1 unit helycopter ditembaki KKB.
Kapolda mengatakan, sudah 9 jenazah yang telah terindentifikasi, 7 orang dalam perjalanan dari Pos Mbua ke Timika dan 3 orang belum ditemukan, sedangkan 2 orang diperkirakan masih hidup dan belum ditemukan atas nama Simanjuntak dan Hotagaol.
“Untuk proses penangkapan dan penegakan hukum terhadap KKB, kami sudah mendapat perintah dari Panglima TNI dan Kapolri bahwa TNI akan memback up sepenuhnya perbantuan kepada Polri dalam menangkap KKB dan memproses serta diajukan ke persidangan. Kami mohon dukungan dari masyarakat Indonesia untuk 3 jenazah yang sedang dalam proses pencarian dan 2 dua karyawan diperkirakan masih hidup agar segera ditemukan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur PT. Istaka Karya mengungkapkan, jka saat kejadian itu, ada 27 pekerjanya dan 1 orang dari Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Kementerian PUPR atas nama Hutagaol, yang saat ini masih dalam proses pencarian.
Mereka melakukan pekerjaan pembangunan jembatan di ruas Mugi-Habema yang merupakan pembangunan jalan Trans Papua.
“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Pangdam dan Bapak Kapoda Papua dan seluruh jajaran aparat keamanan terkait yang telah melakukan upaya-upaya luar biasa mengatasi peristiwa ini dan melakukan evakuasi terhadap para korban yang selamat maupun yang meninggal dunia untuk dapat kami antarkan kembali ke masing-masing alamat yang dituju,” katanya.
PT Istaka Karya siap bertanggungjawab penuh untuk para korban sampai ke keluarganya masing-masing, termasuk menanggung semua kompensasi dan santunan kepada pihak keluarga.
“Selain itu, keluarga besar BUMN akan memberikan santunan kepada keluarga korban dan beasiswa kepada anak-anak korban yang masih kecil sehingga dapat melanjutkan sekolah sampai tingkat SMA,” jelasnya.
Kabid Dokkes Polda Papua menambahkan, hasil indentifikasi yang dilakukan oleh Tim DVI Polda Papua diback up Tim DVI Mabes Polri berhasil mengidentifikasi terhadap 9 jenazah.
“Kekerasan yang dialami oleh para korban adalah luka tembak, benda tumpul dan benda tajam,” jelasnya.
Korban meninggal yang terindentifikasi itu, diantaranya M Agus (25) warga Botong Bungaya Gowa, Jefri Simaremare, Alpianus (25) warga Poya Kepala Pitu, Toraja Utara, Yosafat, M Fais, Carli Vatrino (23) warga Tambunan Sanggalangi Toraja Utara.
Selain itu, Yusran, Aris Usi dan Agustinus K (41) warga Pangala Rindingallo Toraja Utara. (jul/rm)